Jumat, April 25

buletin gema edisi 14

4 komentar

NEGARA YANG MATI DALAM BINGKAI DEMOKRASI
MENANTI KERUNTUHAN TRIAS POLITIKA
MENYONGSONG TEGAKNYA SISTEM KHILAFAH


Kesan bahwa Negara indonesia ini sudah mati semakin jelas. Sebab saat ini Negara tidak lagi menjalankan fungsinya sungguh-sungguh. Akibatnya apa yang menjadi tujuan Negara semakin jauh dari harapan. Semua pasti sepakat bahwa Negara dibentuk untuk mencapai tujuan utama dari adanya negara antara lain: menjamin kesejahteraan, keamanan dan menyelesaikan perselisihan diantara masyarakat.



Namun di Indonesia Negara malah cendrung lepas tangan dan membiarkan rakyatnya mengurus urusannya sendiri. Lihatlah ketika para lulusan SMA tidak bisa melanjutkan keperguruan tinggi karena biaya kuliah yang melangit. Negara nyaris tidak berbuat banyak, saat banyak anak-anak yang sakit bahkan mati karena busung lapar dan kekurangan gizi. Tidak terhitung rakyat miskin yang harus menahan sakitnya karena tidak punya uang untuk berobat kerumah sakit. Alih-alih membangun rumah untuk rakyat miskin, yang dilakukan Negara malah menggusur perumahan kumuh mereka dengan alasan mengganggu kenyamanan dan keindahan kota. Rakyat pun harus mengurus diri mereka sendiri.
Kita menyaksikan bagaimana pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan terus menerus terjadi seakan tidak bisa dicegah. Rakyat lagi-lagi harus mengurus urusannya sendiri. Mereka terpaksa harus menyewa petugas keamanan swasta atau ronda dimalam hari. Belum lagi persoalan Jalan yang rusak, kemacetan lalu lintas, pelacuran, narkoba, minuman keras pornogrfi dll. Korupsi juga masih terus terjadi, bahkan menimpa aparat yang seharusnya menegakkan hukum. Tentu saja bukan tanpa alasan jika sebuah lembaga anti korupsi menyebutkan lembaga penting seperti DPR, kepolisian dan peradilan justru menjadi lahan subur korupsi. Kita bisa menyimpulkan hampir tidak ada yang tuntas diselesaikan.
Itulah secuil contoh potret buram bangsa Indonesia yang hidup dalam bingkai demokrasi. Dengan demokrasi maka meluncurlah berbagai kebijakan yang sangat berpihak kepada para kapitalis (pemilik modal). Seperti munculnya UU privatisasi, deregulasi dan liberalisasi perdagangan. Peran dominan para kapitalis secara terselubung telah membuat terjadinya pergeseran kekuasaan. Secara de jure memang pemerintahlah yang berkuasa, namun secara de facto para kapitalislah yang menjadi tuannya

Demokrasi, Agenda Amerika Yang Harus Diwaspadai
Demokratisasi didunia Islam termasuk juga Indonesia merupakan salah satu isu yang paling mengemuka dalam tahun-tahun belakangan ini. Hal ini tidak terlepas dari agenda besar amerika yang telah menjadikan demokratisasi sebagai strategi untuk meraih kepentingan nasionalnya dinegeri ini. Amerika mengklaim bahwa demokrasi dan kebebasan merupakan garansi bagi terciptanya kebahagiaan, kedamaian, kemajuan, kemakmuran dan anti diktator. Bangsa itu juga memberikan kuliah tentang demokrasi kepada negara-negara kaum muslim yang menjadi jajahannya, yang mana tujuannya agar demokrasi menjadi rujukan utama kaum muslim secara politik maupun pemikiran cepat atau lambat.
Persoalan ini jelas hendaknya menuntut sikap kritis kaum muslim, bukan malah mengamini kata-kata bush ketika ia mengatakan : harus jelas bagi semua, bahwa islam yang dianut lebih dari seperlima penduduk dunia saat ini memiliki hubungan erat dengan demokrasi.
Benarkah demikian? Tentu saja tidak!

Kebobrokan Trias Politika
Montesquieu, dalam the Spirit of Laws menggagas doktrin trias politika yang kemudian menjadi pilar penting negara sekular-demokrasi seperti yang diterapkan oleh bangsa ini. yang mana kekuasaan eksekutifnya diserahkan kepada presiden atau perdana menteri; legislatifnya (parlemen) memiliki kekuasaan untuk membuat hukum; dan yudikatifnya diserahkan kepada lembaga pengadilan.
Secara teoretis, trias politika diharapkan bisa mencegah pemerintah tiranik. Lembaga legislatif, karena merupakan wakil rakyat, diharapkan akan menghasilkan hukum dan kebijakan yang sejalan dengan kepentingan rakyat. Lembaga ini diharapkan pula akan selalu mengoreksi kebijakan pemerintah. Adapun pihak eksekutif (pemerintah) akan memperhatikan rakyat sepenuhnya, karena kalau tidak, rakyat tidak akan lagi memilih mereka. Yudikatif pun diharapkan mandiri dan independen untuk mengadili pelanggaran hukum yang terjadi. Namun, realitanya tidak seindah doktrin yang diharapkan.
Sistem demokrasi dengan trias politikanya ternyata membentuk rezim “otoritarian baru”, yakni “pemilik modal”. Para pemilik modallah yang kemudian menguasai ketiga lembaga negara demokrasi (eksekutif, legislatif, yudikatif). Fungsi ketiganya pun lumpuh di bawah ketiak pemilik modal. Lahirlah negara korporasi; penguasa pun 'berselingkuh' dengan “pengusaha”. Penguasa lebih tunduk kepada pengusaha yang mendanainya. Maklum, untuk bisa terpilih, seorang penguasa butuh dana yang besar untuk kampanye. Adapun yudikatif tutup mata terhadap pelanggaran eksekutif, pasalnya yudikatif juga mudah disuap.
Produk hukum yang dilahirkan oleh Parlemen sering tidak memihak rakyat. Di Indonesia DPR mengeluarkan UU Migas, UU Kelistrikan, UU Penanaman Modal, UU Sumber Daya Air yang pro-liberal. Berdasarkan UU Migas Pemerintah membuat kebijakan untuk mengurangi subsidi BBM. Akibatnya, harga BBM dalam negeri naik dan rakyat yang menjadi korbannya. Berdasarkan UU Kelistrikan PLN pun secara bertahap di privatisasi. Dipastikan dengan privatisasi PLN, listrik akan semakin mahal. Nyaris sama dengan legislatif, kekuasaan eksekutif pun tidak memihak rakyat.
Hubungan “penguasa”-“pengusaha” inilah yang terjadi di Indonesia dan juga diseluruh negara yang menganut demokrasi. Banyak elit politik yang juga dikenal sebagai pengusaha. Kalau keadaannya seperti itu, sangat mustahil diharapkan parlemen yang mengklaim wakil rakyat bisa kritis terhadap penguasa; mustahil pula diharapkan penguasa akan benar-benar berpihak kepada rakyat. Sebabnya, mereka memiliki kepentingan yang sama, yakni “Bisnis”. Tragisnya, bukan rahasia lagi, kalau isu suap sering muncul setiap kali DPR membuat UU strategis.
Nasib yang sama terjadi di yudikatif. Rezim otoritarian pemilik modal bermain untuk menggolkan kepentingannya. Kasus suap yang dituduhkan kepada Urip Tri Gunawan salah satu contoh kasusnya. Koordinator jaksa penyelidik kasus BLBI ini tertangkap tangan oleh KPK menerima suap senilai Rp 6 miliar. Kalau eksekutif mengabdi kepada pemilik modal, legislatif juga membuat kebijakan yang mengabdi kepada pemilik modal dan yudikatif pun disuap oleh pemilik modal, bagaimana mungkin trias politika akan berfungsi?
Mungkin para elit politik dan juga para aktivis pengusung demokrasi mengatakan bahwa kita butuh proses, kita baru memasuki era baru seraya menyalahkan era sebelumnya. Pertanyaannya, haruskah rakyat menunggu proses yang demikian lama. Sementara kematian, sakit dan kelaparan ada didepan mata mereka? Kalau pun alasan mereka bahwa kita butuh proses, maka seharusnya yang namanya proses tentunya semakin lama menampakkan hasil yang makin baik, Tapi kenyataannya toh makin memperparah keadaan. Apalagi tidaklah tepat jika dikatakan kita baru memasuki era baru. Bukankah sejak awal kemerdekaan negara ini sudah menjalankan sistem demokrasi?. Artinya sudah berpuluh tahun kita menjalankan sistem kufur ini tanpa hasil yang menggembirakan. Kalau begitu kenyataanya mengapa kita masih mau mempertahankan sistem yang penuh dengan kebusukan ini?.
Demokrasi pun telah melahirkan personal-personal dan kelompok pelaku politik yang pragmatis dan oportunis. Fokus perhatian dari golongan ini adalah kekuasaan. Demi kekuasaan apapun akan dilakukan, termasuk bersekutu dan berkoaliasi dengan kelompok yang berseberangan secara keyakinan visi ideologis. Bila diperhatikan gejala ini tidak hanya berlaku bagi partai dan kelompok yang sejak awal menyatakan diri sebagai kelompok sekular, tapi juga kelompok-kelompok yang diawal berdirinya menyatakan berasas Islam. ironis memang..!!!

Pandangan Islam Tentang Demokrasi
Konsekwensi dari penerapan demokrasi adalah bahwa hukum dan undang-undang dibuat bukan merujuk kepada Al Quran dan As Sunnah, tapi kepada pendapat-pendapat manusia. Misalnya Pada awal tahun 2006 ramai dibicarakan mengenai UU anti pornografi. Dan bahan-bahan untuk UU anti pornografi bukan digali oleh parlemen dari sumber2 hukum syara', tapi dari pendapat para seniman, aktivis feminis, budayawan bahkan penyanyi dangdut yang sering tampil tidak senonoh. Sempurna, inilah wujud demokrasi yang sesungguhnya, pendapat manusia untuk hukum dan undang-undang. Demokrasi bagi beberapa kalangan termasuk aktivis Islam menjadi suatu realita yang tidak terubahkan, keagungannya bahkan melebihi ajaran Islam.
Demokrasi telah dianggap serupa ajaran suci dimana semua konsep lain termasuk Islam harus tunduk dan mengadaptasi diri. Demokrasi, dengan demikian, telah menjadi sebuah ide panutan (qiyadah fikriyah) bagi kebanyakan kaum muslimin saat ini. Dan bahkan secara keterlaluan beberapa kalangan aktivis bahkan Tokoh Islam, dengan berani dan bangga mengatakan bahwa tidak ada dikotomi antara demokrasi dan Islam. Padahal kalau mau dipelajari lagi, sungguh terdapat perbedaan yang mendasar dan terlalu kasat mata antara demokrasi dan Islam. Namun inilah kenyataan yang dialami oleh dunia Islam secara dominan saat ini.
Kondisi politik yang begitu mencolok saat ini adalah rendahnya posisi tawar bangsa ini dihadapan negeri-negeri Barat. Banyak perilaku ”kurang ajar” pihak Barat yang diterima secara ”qanaah” oleh para penguasa di negeri yang menganut demokrasi ini. Pelecehan terhadap Al Quran terjadi di penjara Guantanamo Kuba, tempat dimana banyak muslim yang ditahan tanpa proses peradilan dengan dalih terorisme. Di tempat ini Al Quran dijejalkan kedalam WC oleh tentara Amerika. Sementara pelecehan terhadap Nabi Muhammad dilakukan oleh harian Denmark Jylland Posten Denmark, dimana sosok Rasulullah dikartunkan secara brutal oleh para kartunis Denmark, sebagai sosok yang bersorban bom dan beringas. Yang terbaru adalah kasus penghinaan terhadap nilai pangkal keimanan kaum muslimin, yaitu Al Quran dan islam itu sendiri yang digambarkan lewat film “FITNA'.
Namun segala penghinaan yang sangat prinsipil ini membuat penguasa ini hanya melongo saja dengan dalih bahwa itu kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena penghinaan tersebut suatu tindakan yang wajar dalam demokrasi sebagai kebebasan berpendapat. Mereka cuma bisa protes dan menghimbau, tidak lebih. laiknya para banci penakut penguasa negeri ini. Bahkan untuk sekedar memutus hubungan diplomatik dengan negara-negara kafir itu saja mereka tidak berani. Ketergantungan yang keterlaluan terhadap bangsa Barat terutama dalam bidang kebijakan politik, perekonomian dan teknologi yang bercampur dengan rasa inferioritas akut yang dialami para penguasa ini.

Khilafah & Syari'ah Islam Solusi Satu-Satunya
Disinilah letak pentingnya penegakan Syari'ah Islam dengan Sistem Khilafah sebagai institusinya yang menggantikan sistem demokrasi. Syari'ah dan khilafah lah yang akan menyelesaikan persoalan secara tuntas. Karena apa yang terjadi sekarang sudah jelas penyebabnya yaitu sistem pemerintahan demokrasi yang dipakai. Fakta juga menunjukkan bahwa sudah beberapa kali pejabat negara ini diganti setiap pemilu, akan tetapi masalah negeri ini tidak juga kunjung selesai. Begitu juga kedepannya yang sebentar lagi 2009 akan digelar pesta ritual lima tahunan”demokrasi” yang tentunya akan menghabiskan dana rakyat trilyunan rupiah. Kami yakin siapapun nanti yang akan memimpin kalau sistemnya masih demokrasi, pasti gagal. maka hanya orang-orang bodohlah yang masih berharap akan perubahan setelah pemilu nanti. Bahkan terlebih bodoh lagi kalau masih ada kelompok Islam yang ikut-ikutan latah memperjuangkan bahkan mensukseskan pesta demokrasi kufur ini.
Islam sebagai agama yang komprehensif memiliki metode (tharîqah) sendiri untuk mensejahterakan bangsa dan mencegah rezim otoriter. Titik awal mengapa sebuah rezim menjadi otoriter sesungguhnya terletak pada sumber hukum. Sebab, dari sumber hukum inilah undang-undang atau sebuah kebijakan dibuat. Sumber hukum yang diserahkan kepada manusia menimbulkan potensi besar bagi manusia itu untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan kepentingannya.
Itulah yang membuat mengapa raja pada masa kegelapan Eropa menjadi diktator. Raja mengklaim dirinya wakil Tuhan di muka bumi. Titah Raja adalah titah Tuhan, padahal agama kristen sendiri tidak memiliki sistem yang utuh dan lengkap untuk mengatur manusia. Muncullah aturan raja yang tidak bisa digugat karena dianggap perintah Tuhan. Hal yang sama terjadi dalam sistem demokrasi, Ketika parlemen yang mengklaim atas nama rakyat diberi wewenang membuat hukum, jadilah parlemen membuat kebijakan yang sejalan dengan kepentingannya, yakni kepentingan pemilik modal.
Berbeda dengan Islam, yang menjadikan kedaulatan ada di tangan syariah, yakni Allah Swt., dengan sumber hukum al-Quran dan as-Sunnah. Perintah Khalifah sebagai kepala negara tidak otomatis sebagai perintah Tuhan. Khalifah dalam kebijakannya harus merujuk pada al-Quran dan as-Sunnah. Kalau perintah Khalifah menyimpang dari sumber hukum itu, ia tidak wajib ditaati.

khatimah
Demikanlah wajah suram nan kelam dari negara demokrasi. Padanya terkumpul kerusakan, kebobrokan, keharaman dan ancaman kehancuran ketika diadopsi oleh negara ini. Maka adalah kewajiban dari kita bersama untuk melancarkan upaya dekonstruksi terhadap sistem busuk ini. Dekonstruksi permanen yang membuatnya tidak akan pernah bangun lagi dari kuburannya.
Sudah Seharusnya kita kembali pada Islam. System kenegaraan dalam Islam itu adalah system khilafah. Khilafah inilah yang memerintah berdasarkan hukum Islam. Karena itu tugas umat Islam khususnya pergerakan Islam sekarang adalah berjuang agar khilafah Islamiyyah segera tegak lagi di muka bumi. Mari kita sambut datangnya khilafah al minhaj nubuwah ini. Janganlah kita berdiam diri, Tapi berjuang dengan perjuangan yang benar.
Wallâhu a'lam bi ash-shawâb



Mukaddimah : Para fans nya Iwan Falls (baik fans berat maupun fans ringan) pasti tau lagu yang judulnya “surat untuk wakil rakyat”. Yang mana isinya mengambarkan harapan dari rakyat agar mereka yang “duduk disana” memperjuangkan nasip rakyat. Nah, ternyata surat dari rakyat tersebut dibalas oleh wakil rakyat. Sebenarnya sih surat ini sudah lama dibalas, tapi maaf ya…baru sekarang kami publikasikan. Selamat membaca…



SEPUCUK SURAT DARI WAKIL RAKYAT
Kpd : rakyat jelataku
(ga pake assalamu'alaikum)
Apakah kalian tidak tahu? Berapa banyak uang yang telah kami keluarkan untuk mendapatkan jabatan ini; jutaan bahkan milyaran…!!!. Kami harus berusaha mencari para pemilik modal, menawarkan kerjasama, dan merayu mereka mereka agar mau memberikan modal untuk kami kampanye. Lalu apa maksud kalian dengan melakukan propadanda untuk memberhentikan kami dan menghancurkan tempat kami bekerja?!
Kami juga harus menyekolahkan anak-anak kami hingga mereka lulus S2 bakan S3, kalau perlu yaa.. keluar negeri. Istri kami perlu uang belanja setiap hari, setiap minggu harus ke Mall dan setiap bulan arisan. Kami memiliki 5-10 orang pembantu yang harus kami gajih. Kami harus melakukan perawatan terhadap rumah kami dan Villa-villa yang ada diluar kota. Belum lagi perawatan mobil-mobil dan motor-motor pribadi kami. Semua itu harus kami biayai dengan uang kami. Lalu kenapa kalian harus melakukan aksi turun ke jalan gara-gara gaji kami akan naik?
Kenapa kalian meski turun kejalan hanya karena beredarnya majalah-majalah porno?! Sampai-sampai kalian menuntut perkejaan baru bagi kami untuk mengesahkan undang-undang anti pornografi. Padahal pekerjaan kami yang lain masih banyak. Kami harus menemui orang-orang penting yang akan menanam modal bagi negara ini. Kami harus pergi ke luar negeri untuk “studi banding”. kalian tidak perlu menuntut agar kami memberantas media porno dan menutup perusahaan-perusahaannya. Dengan tuntutan kalian itu, justru negara dirugikan dengan tidak masuknya pajak dari perusahaan-perusahaan yang kalian kecam.
Apa kami salah? Ketika kami menuntut kenaikan tunjangan rumah dan kenaikan honor rapat. Kami perlu uang itu untuk setoran kami ke partai-partai yang dulu mendukung kami. Tanpa mereka kami tidak akan bisa ada di kursi legislative. Dan yang penting kami juga butuh uang banyak untuk modal kami kampanye lagi nantinya.
Kami pun harus menambah jam rapat kami. Kami perlu meloloskan beberapa kebijakan untuk para investor yang akan memberikan dana untuk negara ini. Belum lagi rapat kebijakan untuk para pengucur dana kampanye kami dulu. Ini merupakan sebuah balas budi dari kami. Sebagai orang terhormat, kami harus senantiasa menjaga wibawa kami. Untuk itulah kami perlu uang tambahan. Mungkin kalian tidak pernah mengerti bahwa rapat berjam-jam itu melelahkan. Apa lagi harus berpikir tentang peluang untung rugi yang akan didapat.
Sekarang kalian selalu menuntut yang namanya perubahan. Mau kalian rubah seperti apa? Demo lah, Diskusi publik lah, ini, itu, ah.... hal-hal yang tidak ada artinya. Kenapa kalian tidak berusaha saja untuk memperbaiki apa yang sudah ada. Berusaha menjadi warga negara yang baik. Berusaha untuk taat pada hukum. Apakah kalian sudah taat pada pajak? Padahal jika kalian tau pajak itu sumber yang cukup menguntungkan bagi pembangunan kita.
Kenapa tidak kalian perbaiki saja akhlak kalian? Kenapa ceramah kalian itu tidak kalian gunakan untuk menasihati umat agar mau taat pada pemerintah? Bukan malah kalian suruh mereka mengganti system pemerintahan yang sudah ada bahkan juga akan menjatuhkan kami?. Berapa banyak waktu yang terbuang dengan percuma, padahal yang kalian pikirkan itu tidak pernah bisa diwujudkan dengan realistis. Semua hanya mimpi-mimpi indah saja. Kalian harus meninggalkan istri kalian, kuliah kalian, sekolah, pekerjaan demi menyuarakan Revolusi. Jaman revolusi itu sudah selesai. Kini saatnya kita mengisi pembangunan kita ini. Semoga kalian bisa mengerti. (ga pake assalamu'alaikum)

Penutup : setelah kita membaca surat dari wakil rakyat ini tentunya kita berfikir kembali bahwa tidak pantas rasanya surat ini berjudul surat dari wakil rakyat. Akan tetapi lebih tepat berjudul
surat dari pengkhianat rakyat...!!
Tul gak???!!!


KOMENTAR GEMA :
Para pemilih muda dalam pilkada menjatuhkan it politik yang telah lama berkecimpung dipenpilihan mereka kepada calon2 baru. Karena menilai eltas politik dam pemerintah telah gagal mengatasi keadaan. (Haluan, 19 April 2008)

Yang menjadi masalah mengapa negeri ini hancur bukanlah “apakah calon itu baru atau lama”. “Bukan pula calon muda atau tua”. Tapi masalahnya adalah apakah “sistemnya khilafah atau demokrasi”. Karena sudah terbukti selama sistemnya masih demokrasi walau dari golongan apapun pemimpinnya tetap saja hancur negeri ini. Ini fakta.....apakah anda belum juga sadar akar masalahnya ...??

SMS PEMBACA :

Umat islam sngat sabar, walaupun al-quran ditaruh di toilet & diinjak2, bnyk kaum muslim yg dibantai & musimah diperkosa, muhammad SAW sdh dijadikan olok2kan, sampai film fitna yg lngsung menohokan pnghinaan kpd ISLAM, tapi umat islam tetep sabar & msih ada yg mendkwahkan utk brsabar, betul2 baik hati & suka memaafkan. From : 08526317xxxx
Disitulah tugas kita untuk mendakwahkan bagaimana sikap yang sebenarnya. Yaitu menegakkan KHILAFAH yang akan menghetikan tindakan musuh2 islam tsb serta mmbungkam mulut kotor para kafir penjajah itu. Sebab penguasa di negeri demokrasi ini terlalu pengecut membela islam.

Khilafah: orang bilang utopis aqu bilang realistis-orang bilang percuma, aqu bilang cita2-Orang bilang berat, aqu bilang itu nikmat- sambutlah khilafah...!!! Smoga kita bisa saling mengingatkan dalam iman & taqwa...! From : 08526340xxxx
Mantaaap...............cuma itu

Aku hnya seorng mnusia-aku mdh kesakitan & keperihan. Tp apkah dgn itu aku mnjadi tak berdaya?? Hidup btuh prjuangan & pngorbann. Ntuk itulah aku takkan menyerah-ketika tuhanku memanggilku ntuk mnegakkn klimatNya. Mk aku hrus lupakan sisi lemah mnusiaku, krn kutau Sang Maha Perkasa brada diblakangku. Krn kutau ganjaran surga menantiku. Walau tbuh ini akhirnya tercabik2. Akulah seorang MUJAHIDAH. FROM : 08526413XXXX
Hayooo.....yang mujahidnya mana???

Asw. Bro, kolom curhat revolusinya kagak ada lagi ye..? Gw ada tulisan neh bwt revo... FROM : 085263xxxxxx
Curhat revolusinya kagak ada lagi. Kebetulan tuh ada wakil rakyat yg curhat ( lebih brassaaa.....!!!!)

Ass GEMA. Mnrut sy ide revolusi suci sngt ampuh dlam mngatasi mslh bngsa.Tp mslhny apa bisa diterapkn syari’ah islam dlm khidupn brnegara. krn indonesia tdk 100% islam? Kalo bisa bgaimana caranya? Apa kt hrus mmaksakan pd agama lain? Thanks. From : 08526316xxxx
wslm. Pasti bisa, dan kita harus yakin itu. Caranya kita terus mnyadarkan umat muslim maupun non muslim bhw syari’at islam itu rahmat bagi seluruh alam. Jadi bukan untuk umat islam saja. Ini sudah terbukti selama +12 abad syariat islam diterapkan, semenjak zaman rasulullah dilanjutkan zaman kekhilafahan yg mana dlam negara islam itu hidup brdampingan berbagai agama, suku dll dan mereka hidup sejahtera bersama. Utk lebih jelasnya sebaiknya kita diskusi langsung agar lebih jelas. Sebab selama ini musuh2 islam memang sengaja menjauhkan kita dari pemahaman tentang syariat islam yang sesungguhnya. Bahkan mereka memberi citra negativ pada islam. Makanya GEMA pambebasan selalu mengajak kkawan2 untuk bergabung. Agar umat ini semakin cepat paham

WARNING : SIAPKAN NISAN ATAS NAMA DEMOKRASI

Serba-serbi :
Ø Salam revolusi salam kehancuran demokrasi
Ø System khilafah siap menggantikan system demokrasi
Ø Kampanye syari’ah tidak lima tahun sekalim tapi slama-lamanya
Ø Now or nothing

Read More......

buletin gema edisi 12

0 komentar

GERAKAN MAHASISWA & WACANA DEMOKRASI
Saatnya Meninggalkan Demokrasi – Menuju Gerakan Revolusioner Ideologis


Ketika kita mencoba melakukan survei tentang istilah yang paling populer dikalangan pergerakan/aktivis mahasiswa saat ini, maka kata Demokrasi akan berada pada peringkat teratas. Sebagai sebuah ide, demokrasi telah terlanjur menjadi maskot yang disakralkan; sebagai sebuah wacana, demokrasi sejak kelahirannya telah dianggap sebagai berkah bagi kehidupan; begitu pula sebagai sebuah sistem, demokrasi telah mendorong manusia untuk berusaha mewujudkannya. Apakah benar bahwa ide ini akan menjadi solusi atas persoalan bangsa saat ini sehingga harus diperjuangkan? Apakah benar bahwa demokrasi memberikan kebaikan untuk manusia atau malah sebaliknya?
sangat perlu kiranya kita menjernihkan pemahaman dan menetapkan suatu frame yang benar dalam memaknai suatu ide. Karena dari kesalahan pada tataran ini bisa melahirkan pemahaman tentang demokrasi yang keliru, yang tentu berpengaruh buat kita dalam memberikan apresiasi yang obyektif. Demokrasi adalah suatu ide yang memiliki latar belakang historis yang unik, yakni di Eropa pada abad 1350 M -1600 M (walaupun jauh jauh sebelumnya sekitar abad 6-3 SM telah dikenal sistem demokrasi langsung di Yunani). Pada saat itu terjadi pergolakan yang melibatkan para penguasa di Eropa yang mengklaim bahwa penguasa adalah wakil Tuhan di muka bumi dan berhak memerintah rakyat berdasarkan kekuasaannya, sehingga terjadi kesewenang-wenangan dan kezaliman terhadap rakyat. dalam hal ini pendeta-pendeta menjadi corong penguasa sekaligus menjadi alat legitimasi setiap kebijakan yang dikeluarkannya. Untuk menutupi kesalahannya, penguasa juga telah menutup gerak para ilmuwan yang berusaha menyuarakan pertentangannya dengan pendapat penguasa dan kaum gerejawan (contoh kasus; dipenggalnya Galileo Galilei). akhirnya muncul kekuatan dari poros lain yang dimotori oleh para filosof dan ilmuwan yang berusaha untuk merubah keadaan. Mereka mulai membahas tentang perlunya pemerintahan yang dikendalikan oleh rakyat. Namun karena seimbangnya kekuatan kedua kubu sehingga yang lahir adalah kompromistik yang juga melatarbelakangi kelahiran faham sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan. Agama hanya ditempatkan sebagai bentuk ritual manusia dengan Tuhan sedang untuk kehidupan diatur sepenuhnya oleh manusia. Otomatis karena kekosongan aturan ditengah manusia maka lahirlah ide Demokrasi ini, jadi sudah jelas dari sejarah kelahirannya demokrasi bertentangan dengan Islam.
Dalam negara demokrasi, rakyatlah yang berdaulat, artinya merekalah yang memiliki suatu kemauan (Rousseau; peletak teori kedaulatan rakyat). Aktualisasi kehendak tersebut dapat dilihat dari kebebasannya dalam membuat hukum/UUD dan aturan yang diterapkan ditengah masyarakat. Rakyat dapat mengubah sistem ekonomi, politik, budaya, sosial, dan apapun yang sesuai dengan kehendaknya. Jangan pernah berharap dalam demokrasi akan dikenal pertimbangan halal dan haram, yang ada adalah apakah itu mendatangkan manfaat atau tidak. Walhasil, dalam demokrasi, rakyat yang dijadikan sebagai 'Tuhan”. Karenanya esensi dari demokrasi yang diakui sendiri oleh penganutnya yakni suara rakyat adalah suara Tuhan (Vox Populi, Vox Dei). Untuk lebih menjernihkan lagi, maka perlu ditambahkan beberapa substansi mendasar dari demokrasi, diantaranya: Konsep pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam sistem demokrasi, kebenaran adalah yang didukung oleh suara terbanyak, baik secara mufakat atau voting. Misalnya, lokalisasi pelacuran itu haram dan terlarang. Namun dalam demokrasi hal itu bisa jadi halal karena mayoritas mereka yang duduk ”disana” mengatakan boleh. Dari kelemahan ini, maka berkembangkanlah teori Machiavelli yang menghalalkan segala cara untuk meng-Goal-kan setiap aturan yang diinginkan. Menggunakan politik uang, politik belah bambu, manipulasi suara, bahkan sampai tindakan intimidasi adalah fenomena yang wajar dalam demokrasi. Adanya kemustahilan untuk melahirkan suatu aturan yang merupakan representasi seluruh rakyat maka dibuatlah lembaga perwakilan yang diharap bisa mengakomodir suara rakyat. Sampel bisa dilihat di Indonesia yang memiliki penduduk lebih 220 juta hanya diwakili oleh sekitar 550 orang di lembaga legislatif. Siapa pun yang mau jujur, maka akan mengatakan bahwa demokrasi bukanlah pemerintahan rakyat, tetapi lebih tepat dikatakan pemerintahan rakyat minoritas (wakil rakyat). Mengutip apa yang dikatakan oleh Gatano Mosca, Clfrede Pareto, dan Robert Michels, cenderung melihat demokrasi sebagai topeng ideologis yang melindungi tirani minoritas atas mayoritas.
Demokrasi sebagai ide yang mengandung banyak kecacatan dan kerusakan didalamnya, tetapi bisa eksis bahkan senantiasa diperjuangkan lebih dikarenakan ide ini dipaksakan untuk diterima oleh pengusung demokrasi. Untuk menutupi kubusukannya maka demokrasi akan senantiasa melakukan reinkarnasi-reinkarnasi yang mengesankan bahwa ide ini bisa diterima kapan saja dan oleh siapa saja. Ketika demokrasi dibenturkan dengan sosialisme, maka muncullah gagasan keadilan sosial dan sosialisme negara yang merupakan mix idea yang justru melahirkan ketidak jelasan. Begitu pula untuk menarik umat Islam yang secara diametral bertentangan dengan demokrasi yang beraqidah kedaulatan justru ditangan Allah, maka lewat mulut orang Islam sendiri yang telah teracuni pemikirannya mengatakan bahwa Islam tidak berseberangan dengan demokrasi karena katanya dalam Islam pun mengakui demokrasi dengan adanya musyawarah. Sungguh sangat disayangkan ketika ada umat Islam yang menerima pendapat ini. Musyawarah memang dikenal dalam Islam, begitu pula kejujuran, keadilan, kasih sayang, toleransi, juga ada dalam Islam. Tetapi tentu itu bukan alasan kita mengatakan Islam itu sama dengan demokrasi, atau Islam itu sama dengan agama lain dan ajaran-ajaran yang menawarkan konsep humanis serta moralitas. Sebagaimana kita tidak mau dikatakan sama dengan monyet hanya dikarenakan kita sama-sama punya mata, hidung, telinga, ataukah suka makan pisang.
Namun, justru adanya kecenderungan inkonsisten dan ambivalensi seperti ini menjadi bukti kegagalan demokrasi dalam mengatur manusia. Ketika demokrasi selalu ditampilkan dengan wajah keadilan, lalu mengapa penolakan sebagian besar masyarakat terhadap kenaikan BBM yang terbukti sangat tidak logis justru tidak mau digubris demi menyenangkan para kapitalis-kapitalis haus darah? Begitu pula ketika Demokrasi mengusung kebebasan, lalu mengapa ruang gerak kaum muslim untuk menjalankan ibadahnya secara total selalu dibatasi.
Bahkan saat ini demokrasi hanya dijadikan sebagai alasan yang cantik bagi negara-negara besar (red:Amerika). Dengan slogan atas nama demokratisasi, Amerika menyerang Afganistan dan Iraq yang telah memakan ratusan ribu korban, kasus penyiksaan yang sangat biadab terhadap tawanan Irak. Tidak berbeda dinegara-negara pengusung demokrasi yang lain seperti di Eropa, bagaimana ruang untuk beragama bagi penduduk Islam disana menjadi sempit karena pelarangan memakai jilbab seperti di Francis dan beberapa negara Eropa lainnya. Dibolehkannya kehidupan abnormal, Guy dan Lesbian yang justru dalam dunia binatang tidak kita dapatkan. Penegakan hukum yang jauh dari keadilan, Atas nama demokrasi Palestina yang hanya membela diri disebut teroris, sementara Israel yang terus menerus menggempur Palestina dinamai “membela hak”. Lantas dari catatan-catatan tadi, apa yang kita harap dari demokrasi…? Jangan sampai cita-cita menuju masyarakat demokrasi yang senantiasa diagungkan adalah cita-cita kosong dan membual dikarena merupakan ide utopis yang tidak akan pernah terwujud. Marilah kita jujur untuk menilai!!!

Rekonstruksi Paradigma Gerakan Mahasiswa
Siapapun dia tidak bisa memungkiri, bahwa gerakan mahasiswa memiliki peranan yang cukup berarti dalam perjalanan bangsa ini. Setumpuk predikat filosofis pun dikalungkan buat mahasiswa; mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change), kontrol sosial (social control), kekuatan moral (moral force), cadangan potensial (iron stock), dan sebagainya. Akan tetapi predikat itu hanyalah menjadi ungkapan romantisme belaka.
memang kita akan melihat bahwa mahasiswa adalah bagian dari komponen yang telah terbodohkan dengan demokrasi. Mereka hampir sepakat bahwa demokrasi adalah ide yang baik untuk diambil hingga akhirnya menjadi nilai nilai yang mewarnai perjuangannya. Setidaknya mahasiswa masih akan berkilah jika diperhadapkan dengan keburukan dan kegagalan demokrasi, bahwa bangsa Indonesia memang masih pada tahap belajar berdemokrasi atau transisi demokrasi. Padahal negara demokrasi sendiri hanya ada dalam komik-komik yang dikarang oleh tokoh-tokoh Barat dan para Islamofhobia. Kemudian mahasiswa (termasuk mahasiswa muslim) ikut-ikutan latah seperti apa yang dikatakan mereka. Akibatnya gerakan mahasiswa tidak lagi memiliki orientasi yang sejalan dengan ide-ide Islam sebagai ide terbaik yang seharusnya menjadi Value of objektif bagi pergerakan mereka. Ironis memang!
Kawan-kawan mahasiswa, mari kita saksikan bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi faktor kerancuan dari gerakan mahasiswa saat ini yang sekaligus sebenarnya menjadi faktor dari berbagai macam kegagalankegagalan pencapaian usaha mahasiswa.

1. Ide yang Tidak Jelas.
Mahasiswa tidak mampu menampilkan diri sebagai insan yang cerdas, lebih bersifat emosional tapi non konseptual. Banyak bermain pada wilayah kritik auto kritik tapi kering akan solusi. Ketika Barat menyerukan demokratisasi, mahasiswa pun menyerukan hal yang sama. Ketika Barat menyerukan pluralisme, mahasiswa pun latah dengan apa yang dikatakan pihak Barat. Yang lebih disayangkan ketika gerakan mahasiswa justru menjadi pelanggeng sistem status quo yang jelasjelas telah busuk dan tidak layak dipelihara. Lagilagi karena mahasiswa tidak memiliki pemikiran dan konsep yang jelas.

2. masih menyerukan Reformasi.
Metode mereka lebih bersifat tambal sulam (reformasi) atas sistem saat ini. solusi yang ditawarkan tidak lebih dari sebuah upaya yang mempercantik rongsokan 'mobil' yang berkarat. Mereka masih berharap untuk memperbaiki sistem demokrasi ini, padahal itu mustahil akan tercapai. Perubahan yang harus kita lakukan adalah perubahan mendasar (revolusi/Taghyir) dan menyeluruh yaitu mengganti sistem busuk tersebut. Sebab dasar mengapa negara ini bobrok adalah akibat sistem demokrasi ini, bukan Cuma kesalahan dari pejabat nagara. Karena dasarnya saja sudah salah apalagi cabang-cabangnya. Bila kita masih saja menyerukan seruan-seruan yang hanya sebatas tegakan supremasi hukum, berantas KKN, tegakan keadilan, turunkan harga kebutuhan pokok, tolak BHMN, dsb. Tanpa membongkar asas kehidupannya yang sesat, sama saja kita mengakui diterapkannya system sekulerisme. Buanglah itu semua, karena ide-ide itu masih umum , sudah basi dan tidak menyentuh akar permasalahan yang ada.

3. Pragmatis.
Hal yang menonjol dalam sikap pragmatisme adalah ketundukan pada realita. Tampak misalnya pada pernyataan “demokrasi bukan sistem yang sempurna tapi kita tidak punya sistem yang lain” atau pernyataan dari aktivis pergerakan Islam lain“demokrasi memang bukan dari islam” tapi kalau kita tidak ikut dalam pemilu maka parlemen akan dikuasai orang-orang kafir” seakan-akan demokrasi adalah satu-satunya jalan untuk meraih kekuasaan. Ingatlah bahwa realitas tidak bisa kita jadikan dalil dalam menetapkan hukum melainkan objek yang harus dihukumi. Justru Islamlah yang seharusnya menjadi standar hidup bagi realitas umat ini. Allah Swt. berfirman :

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran supaya kamu mengadili (menghukumi) manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu” (QS. An-Nisa' [4]: 105).

4. Tidak Ideologis.
Ideologi merupakan pandangan hidup yang menyeluruh yang akan menelurkan sebuah sistem bagi kehidupan manusia. Inilah simpul dari semua kerancuan gerakan mahasiswa muslim saat ini. Gerakan-gerakan mereka tidak dilandasi sebuah ideologi Islam yang jelas. Sehingga dapat kita saksikan, ide-ide yang diusung oleh sebagian gerakan mahasiswa lebih bersifat serabutan, dengan mencampurkan Ide-ide sekuler (demokrasi) dengan Islam. Akibatnya arah perjuangan merekapun tidak menentu. Konsep-konsep perubahan dan kebangkitan pun lebih banyak mengekor pada konsep-konsep Barat. Karena pemikiran mereka tidak lagi berhubungan dengan lingkungan, kepribadian, dan sejarah kaum muslimin, serta tidak lagi bersandar pada ideologi kita yaitu Islam. Oleh karena itu, kita yang karena telah terdidik seperti itu menjadi suatu kelompok asing di tengah-tengah umat, yang tidak lagi memahami keadaan kita dan hakikat kebutuhan umat Islam.

Sikap Seharusnya
Kita menentang negara demokrasi bukan berarti setuju dengan tirani, Bentuk negara dalam Islam itu bukan republik-demokrasi, bukan kerajaan, bukan kekaisaran dll, jadi satu-satunya institusi politik Islam itu adalah Khilafah Islam yang menerapkan syari'ah Islam yang kaffah. Maka sikap gerakan mahasiswa seharusnya adalah membongkar segala kebohongan demokrasi tersebut dan memutus kepercayaan masyarakat pada sistem ini termasuk juga pada penguasa yang korup tersebut. memberikan opini pada masyarakat bahwa pemilu-pemilu yang akan diadakan tidak akan membawa perubahan selama sistemnya masih demokrasi.
Ketika masyarakat dan umat Islam sudah punya kesadaran akan bobroknya sistem ini, maka ketika itulah mereka tidak percaya lagi akan pemilu-pemilu yang diadakan, bahkan mereka tidak akan mau lagi untuk memilih satu partai pun. Tapi hal ini bukan berarti pemerintahan akan dikuasai orang-orang kafir dan sekuler seperti yang dicemaskan oleh kalangan aktivis gerakan Islam. Justru itulah yang kita harapkan, yaitu ketika rakyat tidak lagi memilih (golput) bukan berarti sama sekali tidak punya sikap politik (apolitik). Justru pada keadaan seperti itulah rezim demokrasi sekuler ini akan runtuh/tumbang karena rakyat yang sudah tersadarkan itu akan menuntut revolusi yaitu pergantian sistem dengan yang baru, yakni khilafah islam. Itulah seharusnya metode yang ditempuh pergerakan mahasiswa Islam.

Khatimah
Ketahuilah kawan-kawan mahasiswa, Sesungguhnya menjadikan demokrasi sebagai citacita dan standar perjuangan adalah kekeliruan besar mahasiswa/lembaga/gerakan mahasiswa dan akan selamanya menjadi faktor kegagalan demi kegagalan yang kita dapatkan. Khusus untuk rekanrekan mahasiswa muslim, Islam tidak bisa dikompromikan dengan ide-ide yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam (baca: Demokrasi). Islam adalah ideologi kita yang mampu memberikan solusi pada semua permasalahan umat manusia. Ke depan, gelombang perubahan dan benturan ideologi akan semakin terasa, Islam akan menantang dan meruntuhkan Kapitalisme-Sekuler dan Sosialisme-Komunis. Tinggal kita serukan kepada kawan-kawan mahasiswa, apakah anda masih berjuang dibalik demokrasi kufur ini atau dibalik perjuangan Islam? Kami tau kawan-kawan adalah orang-orang yang ikhlas memperjuangkan Islam, tapi ikhlas saja tidak cukup karena itu metode perjuangannya pun harus juga sesuai dengan syari'at Islam. Memperjuangkan demokrasi adalah hal yang sia-sia (utopis) dan dimurkai Allah. Memperjuangkan Islam mendapat ridha dari Allah. Wallahu A'lam Bishowab



Selayang pandang GEMA pembebasan
MAKIN DIPANDANG, MAKIN NENDANG…!!!


GEMA pembebasan adalah gerakan mahasiswa beranggotakan mahasiswa/i muslim mengusung Islam sebagai ideologinya, dan senantiasa bergerak ofensif di dalam perjuangannya. Gema pembebasan bermaksud untuk mencerahkan umat islam akan ajaran islam yan g syamil dan kaffah, dimana islam tidak dikenal hanya sebagai agama ritual belaka, tetapi merupakan ideology yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Hadir di tengah-tengah umat Islam, dalam rangka melawan dua ideologi besar dunia, yaitu kapitalisme dan sosialisme, dan menjadikan kedua ideologi tersebut sebagai musuh nyata (real enemy) dalam Perjuangan Perlawanan, sebab kedua ideology itulah yang merupakan pangkal kehancuran umat Islam saat ini. Gema pembebasan juga bejuang agar syari'at islam diterapkan di indonesia bahkan didunia, kerena hanya dengan syari'at itulah umat islam akan akan kembali mencapai izzahnya yang telah lama terkubur. Landasan Gema pembebasan

“Dan hendaklah ada di antara kamu sekelompok umat yang menyeru kepada islam, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran [3]: 104)

GEMA pembebasan merupakan sekumpulan kolektif dari berbagai daerah di nusantara yang mempunyai kesamaan pemikiran & langkah gerak namun tetap mempunyai ciri & nama masing-masing. melakukan pembebasan dari belenggu ideologi kufur, yang membawa kesengsaraan dan penderitaan, seperti halnya kapitalisme, sosialisme, komunisme, sekularisme, pluralisme, liberalisme, demokrasi, HAM, nasionalisme, sukuisme, Fanatisme golongan, permisivisme, hedonisme, premanisme, diktatorisme, kafirisme, globalisme, setanisme, dan berbagai isme-isme kufur jahannam lainnya, menuju pada ideologi progresif Revolusioner yang berasal dari sang Pencipta manusia yang Maha Perkasa, yang akan menghantarkan manusia kepada kemuliaan dan keridhoan Allah di dunia plus akhirat.
GEMA pembebasan juga Salah satu dari sekian ribu gerakan ideologis yang berjuang untuk membinasakan aturan-aturan binatang (bahkan binatang pun tidak mau menggunakan aturan kufur yang haram tsb) yang bukan berasal dari aturan sang pencipta alam semesta. GEMA pembebasan bukanlah gerakan sosialisme relijius, sosial kemasyarakatan, terlebih sempalan. kami tidak pernah takut akan akan celaan orang yang mencela selagi Allah masih meridhai kami, kami juga tidak takut dikatakan gerakan Islam garis keras radikal, ekstrim, fundamentalis dsb, karena semua itu hanyalah istilah yang dibuat oleh musuh2 Islam untuk menjauhkan umat islam dari perjuangan yang sebenarnya.
Perjuangan dan perlawanan kami hanyalah untuk kemulyaan Islam dan kaum muslim, kami tidak akan basa basi untuk menyampaikan kebenaran walaupun harus bertentangan dengan kekuasaan, tidak tunduk pada keadaan, tidak pasrah pada keterbatasan, kami akan terus melawan dan melawan di bawah komando bendera-bendera Islam, kami tetap berada pada metode perjuangan yang telah dicontohkan baginda rasulullah SAW, intelektual dan non kekerasan, hingga kebenaran dan kemerdekaan hakiki kami dapatkan Untuk menyambut euforia kemeriahan dan kemuliaan Revolusi Suci bertaraf Internasional.
Gema pembebasan melakukan pengkaderan yang dibina intensive dengan tsaqafah Islam saja, yang membahas Islam secara menyeluruh (kaffah) yang meliputi aspek ritual ibadah, social, ekonomi, pendidikan, politik pemerintahan dll. pembinaan diberikan lewat halaqah-halaqah(kelompok diskusi). Pembinaan laki-laki terpisah dengan wanita.


SMS Pembaca : TO 081363753627

asm. Tulisan bltn gema pembebasan kemaren tentang haramnya valentine day keren juga tuh..! oya sekarang lagi marak privatisasi BUMN, sebenarnya sih udah lama tapi kebanyakan orang ga peduli, kemaren ada anak politik ngadain diskusi tentang desentralisasi PLN & pengaruh perusahaan multi nasional’ di aula dekan fisip UNAND from : 085263752xxx
Wslm. Memang privatisasi adalah agenda ekonomi kapitalisme-liberal yang diagendakan negara AS, yang nantinya seluruh sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak spt, PLN, PDAM, tambang migas, lembaga pendidikan,DLL akan di privatisasi(dijual keperusahaan swasta), bahkan nanti bisa jadi negara ini akan dijual pula kepada swasta...!!! Ini menunjukan bahwa pemerintah tunduk pada kepentingan negara asing walaupun harus menyengsarakan rakyat. Mari kita perjuangkan untuk tegaknya idelogi islam untuk membendung arus kapitalisme global yang terus menjarah kekayaan kita.

Asw. Ukhuwah itu bukan terletak pada pertemuan, bukan pada manisnya ucapan, tapi pada ingatan seseorang pada saudaranya dalam doanya ( imam alghazali) how ‘ u pren? From :085274xxxxx
Wslm. Sepakat....seorang muslim itu harus saling mendo’akan saudaranya agar selalu berada pada jalan yang diredhai Allah. Apalagi sekarang banyak kaum muslim yang sedang berjuang menegakkan hukum-hukum Allah dimuka bumi dan kembali membangun sebuah institusi politik umat ISLAM sedunia yaitu Daulah Khilafah Islamyah, negara khilafah inilah yang menjaga kemulyaan islam dan kaum muslim diseluruh dunia marilah kita ikut bersama mereka pada barisan terdepan. ALLAHUAKBAR..

WARNING : Demokrasi telah membuat Indonesia ku sengsara

Komentar GEMA :
Wapres: pemerintah memang terus mengharapkan do’a, ikhtiar, ilmu dengan bimbingan ulama, kiyai dan ustad untuk menyelesaikan persoalan bangsa
(republika 03 maret 2008)

Itu cuma basa-basi, kenyataanya nasehat ulama tidak pernah didengar, berbagai kebijakan yang dilaksanakan tetap saja nasehat dari Amerika sehingga rakyat jadi menderita.


Serba-serbi :
Ø Salam revolusi salam kehancuran demokrasi
Ø System khilafah siap menggantikan system demokrasi
Ø Kampanye syari’ah tidak lima tahun sekalim tapi slama-lamanya
Ø Now or nothing

Read More......

buletin gema edisi 11

1 komentar

VALENTINE DAY BUDAYA KUFUR
Haram Setiap Muslim Untuk Mengikuti
Merayakan dan Mengucapkan Selamat


Tiap tahun tepatnya tanggal 14 Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ” demikian banyak remaja Islam bersikap. momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali negeri-negeri Islam besar seperti Indonesia. Bisakah dibenarkan sikap dan pandangan seperti itu?

Sejarah Valentine Day
Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.
Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, para sejarawan masih berbeda pendapat. di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Tetapi pendapat yang popular adalah,
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.
Lantas, bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” yang sampai sekarang masih saja terdapat di banyak kartu ucapan atau dinyatakan langsung oleh pasangannya masing-masing? Ken Sweiger mengatakan kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang mempunyai persamaan dengan arti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini sebenarnya pada zaman Romawi Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi.
Disadari atau tidak, demikian Sweiger, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi “To be my Valentine?”, maka dengan hal itu sesungguhnya kita telah terang-terangan melakukan suatu perbuatan yang dimurkai Tuhan, istilah Sweiger, karena meminta seseorang menjadi “Sang Maha Kuasa” dan hal itu sama saja dengan upaya menghidupkan kembali budaya pemujaan kepada berhala.
Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno di mana masih berlaku kepercayaan paganisme (penyembahan berhala).

Kepentingan Bisnis

Kalau pun Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu tidak lain dari upaya para pengusaha di perusahaan kapitalis yang bergerak di bidang pencetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah meraup keuntungan sangat besar dari event itu.
Mereka sengaja, lewat kekuatan promosi dan marketingnya, meniup-niupkan Hari Valentine Day sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi, agar dagangan mereka laku dan mereka mendapat laba yang amat sangat besar. Inilah apa yang sering disebut oleh para sosiolog sebagai industrialisasi agama, di mana perayaan agama oleh kapitalis dibelokkan menjadi perayaan bisnis.

Pesta Kemaksiatan
Christendom adalah sebutan lain untuk tanah-tanah atau negeri-negeri Kristen di Barat. Awalnya hanya merujuk pada daratan Kristen Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, dan sebagainya, namun dewasa ini juga merambah ke daratan Amerika.
Sejak Howland memproduksi kartu ucapan Happy Valentine di Amerika, produksi kartu dibuat secara massal di selutuh dunia. The Greeting Card Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia, sekitar satu milyar kartu Valentine dikirimkan per tahun. Ini adalah hari raya terbesar kedua setelah Natal dan Tahun Baru (Merry Christmast and The Happy New Year), di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama juga memperkirakan bahwa para perempuanlah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, sebuah kencan pada hari Valentine sering ditafsirkan sebagai permulaan dari suatu hubungan yang serius. Ini membuat perayaan Valentine di sana lebih bersifat 'dating' yang sering di akhiri dengan tidur bareng (perzinaan) ketimbang pengungkapan rasa kasih sayang dari anak ke orangtua, ke guru, dan sebagainya yang tulus dan tidak disertai kontak fisik. Inilah sesungguhnya esensi dari Valentine Day.
Perayaan Valentine Day di negara-negara Barat umumnya dipersepsikan sebagai hari di mana pasangan-pasangan kencan boleh melakukan apa saja, sesuatu yang lumrah di negara-negara Barat, sepanjang malam itu. Malah di berbagai hotel diselenggarakan aneka lomba dan acara yang berakhir di masing-masing kamar yang diisi sepasang manusia berlainan jenis. Ini yang dianggap wajar, belum lagi party-party yang lebih bersifat tertutup dan menjijikan.

Ikut Mengakui Yesus Sebagai Tuhan
Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah. ”

Budaya Sampah!
Rasulullah saw, dengan tegas memperingatkan kita agar jangan mengikuti pola hidup (budaya) kaum/bangsa lain, sebagaimana sabdanya:

“Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku menerima (mengikuti) apa-apa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa terdahulu (pada masa silam), selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta.” Diantara sahabat ada yang bertanya: “(Ya Rasulullah) apakah yang dimaksud (di sini) seperti bangsa Persia dan Romawi?” Rasulullah saw menjawab: “Siapa lagi (kalau bukan mereka)” (HR. Bukhori, dari Abu Hurairah).

Sebagai seorang remaja muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tentu saja kita nggak layak mengikuti budaya yang tak jelas juntrungannya. Terlebih Valentine's Day ini adalah produk peradaban Barat yang sekuleryang memisahkan antara agama dengan kehidupan (politik).
Valentine's Day hanya sebuah sarana dari sekian banyak sarana peradaban Barat yang notabene terbilang sampah. jadi Valentine's Day adalah sebagai alat penjajahan Barat. Paling tidak dari sisi budaya dan gaya hidup.
Hati-hati kawan, jangan sampai celaan Nabi kita dialamatkan kepada kita melalui sabdanya:
“Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istiadatnya), maka mereka termasuk golongan tersebut.” (HR. Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar)

Terlebih Al Quran sangat tegas menyikapi masalah ini. Allah swt berfirman:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, peng-lihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertang-gungjawabannya.” (QS: Al Isra': 36).

Maka, di sinilah wajib bagi kita untuk mengetahui soal hukum-hukum Islam. Termasuk dalam hal ini adalah melakukan suatu perbuatan. Sebagaimana suatu kaidah syar'iyah yang berbunyi: “Asal (pokok/dasar) perbuatan adalah terkait (terikat) dengan hukum-hukum Islam.” Termasuk dalam “berkasih sayang” versi Valentine's Day ini, wajib tahu bahwa hukumnya haram.
Khatimah
Valentine's Day sengaja digelar untuk mencuci pemikiran generasi muda Islam. ide kebebasan bertingkah laku yang merupakan jargon demokrasi keparat ini, telah menjadi tren bagi generasi muda. Inilah fakta Negara yang menganut ide demokrasi, semuanya serba bebas, walaupun perayaan valentine days ini telah nyata-nyata sesat dan haram tetapi kebanyakan generasi muda Islam masih bebas merayakannya. Negara yang seharusnya menjaga aqidah umat Islam malah membiarkan bahkan memfasilitasi bentuk-bentuk kesesatan yang terjadi. Maka sudah selayaknya kita menyadari bahwa demokrasi hanyalah alat yang digunakan barat sebagai jalan masuk untuk menghancurkan aqidah umat islam. Kemudian mari buang demokrasi yang menjadi sumber segala kesesatan ini dan menggantinya dengan syari'ah Islam[].


CURHAT REVOLUSI
REBELITO-REBELINA

Hai rev, gw mau curhat lagi neh, soalnya negeri tempat kita hidup ini banyak masalah nya, jadi gw kagak kehabisan bahan untuk dicurhatin ama elo. BBM mahal, tarif angkot jadi mahal juga, harga sembako juga jadi naik, tentu saja banyak orang yang kelaparan, kekurangn gizi, apalagi biaya pendidikan, biaya pengobatan juga ikutan mahal, jadinya orang sakit tidak mampu berobat, lagi-lagi angka kematian bertambah. Inilah rev, negeri tampat kita tinggal sangat menyedihkan. Udah 62 taon merdeka, negeri yang masih menganut demokrasi ini kian menyengsarakan. Gw heran, koq pemerintah ga kapok-kapoknya ye, udah tau faktanya demokrasi yang dipakai selama ini Cuma menyengsarakan rakyat tapi tetaaaap aja dipakai. Sebel gw.
He..he..mari kita ketawa sama2 rev (kenapa?! Lo heran ya rev, kenapa gw ketawa disaat Negara kita carut marut dan rakyat menderita begini), gw juga mengucapkan terima kasih atas keadaaan ini, coz, “inilah awal dari akhir”. Awal dari kebangkitan umat islam dan akhir dari kediktatoran demokrasi keparat ini.
Oya, nama gw rebelito. Sewaktu gw SD gw sangat benci ama nama gw. Aneh dan sering ditertawakan teman2 gw, malahan juga sering diplesetkan jadi gembelito (emang nasip gw kali ya..). tapi ketika SMA gw mulai menyukai nama itu. berawal ketika belajar bahasa iniggris, gw mambuka kamus dan menemukan sebuah kata yang terkandung dalam nama gw “rebel”. Lalu gw diam-menyeringit, kenapa nama gw punya arti seperti itu?! gw kan bukan pemberontak?! Gw kan anak baik, patuh pada ortu, baik hati, tidak sombong, selalu nolong orang, meskipun kadang2 malas ikut upacara bendera, suka begadang, suka ngupil lagi dan tidak mudah percaya sama orang, apalagi kalo yang ngomong itu guru PPKn dan guru sejarah gw dulu (banyak boong nya).
Oya rev,seperti yang gw bilang tadi, ini adalah awal dari akhir. Keadaan Negara yang makin tidak jelas ini makin mempecepat revolusi, itu kata guru ngaji gw (gini2 gw juga ikut pengajian lo rev!). awal nya gw tidak percaya, tapi akhirnya gw mulai berfikir. Dulu ketika reinesans mulai bangkit diawali dengan keadaan yang mulai kacau, bergulirnya kebudayaann pola pikir, cara hidup membuat reinesans semakin membesar. Kerajaan kapitalis barat hampir runtuh tergantikan oleh komunis, ditandai oleh banyaknya rakyat yang mati kelaparan. Ketika komunis hancur berkeping2 diiringi tenggelamnya rusia, pergolakan yang terjadi juga makin hebat. Ketika jepang menguatkan akarnya seperti sekarang, juga diawali dngan hacurnya Hiroshima dan Nagasaki. Ketika Negara Islam pimpinan Muhammad bangkit, itupun juga ditandai dengan dibiokotnya kaum muslim dimekkah oleh kaum Qurays, kelaparan marajalela, hingga akhirnya revolusi pun terjadi,BLAAA..RR..!!!
Bukankah untuk membakar sesuatu kita membutuhkan api?! Dan utnuk membakar suatu peradaban selalu diawali percikan api2 kecil yang akan membesar, lalu mambakar peradaban itu sendiri hingga musnah. Api-api kecil yang sekarang disulut selalu ditempatkan pada daerah yang bernama islam oleh kaum kapitalis yang mengatasnamakan demokrasi.
Tau ga rev, sekarang nih demokrasi lagi sekarat, nunggu hancur. Karna demokrasi sudah menampakkan wajah aslinya-dan ternyata nih sangat mengerikan kayak monster. Sudah terlalu banyak kebobrokan yang dihasilkan demokrasi ini, mulai dari pilkada yang sering ricuh, anggota dewan yang minta kenaikan gaji disaat rakyat kelaparan, biaya pemilu yang melangit padahal ga da manfaatnya, rakyat digusur oleh pemimpin yang diangkatnya sendiri, de-el-el. Itulah rev wajah sebenarnya demokrasi keparat ini, jadi nih kalo masih ada orang yang percaya dan berharap dengan demokarasi, gw rasa tuh orang udah ga waras..!!
Belum lagi diluar sana Islam tertindas, tergencet. Perlawanan islam dimana2, dipalestina, perancis, inggris, Iraq, afganistan, bosnia, mesir, bahkan arab Saudi…waduh sepetinya gw butuh bantuan lo nyebutin semua-muanya. Teramat banyak api yang disulut oleh barat kapitalis yang komandanya AS. Tapi suatu saaat nanti api itu akan membesar lalu mambakar kapitalis itu sendiri. Gw yakin Islam akan menjadi api yang sangat besar. Revolusi memang akan segara terjadi, kejayaan kapitalis akan segera hangus dan demokrasi keparat ini juga akan lenyap..
He..he serem gitu ya rev..?! ga ah, mayat2 bergelimpangan di Iraq, afganistan, poso, thialand, bosnia dan diseluruh belahan bumi itu adalah akibat tindakan kaum kapitalis-demokrasi. Dan tau ga rev, Itu biasa bagi mareka..
Tapi Sekarang nih,masalahnya kapan revolusi itu akan terjadi?! Waduh lo jangan Tanya gw deh…gw ga tau. Tapi yang gw tau kalo kita mempercepat revolusi maka revolusi itu akan cepat terjadi. He...he.ya emang iya kan..?! eh rev, kata guru ngaji gw nih revolusi itu dasarnya di pemikiran. Jadi untuk itu kita harus giat berdakwah untuk merevolusi pemikiran orang2 yang udah kena sindrom kapitalis-demokrasi ini. Kita harus segera mambuang pemikiran2 kotor yang sudah dipasarkan oleh penjajah ini. Seperti ide2 demokrasi, sekularisme, pluralisme, nasionalisme, genderisme dll. Coz selagi masyarakat masih mau percaya sama ide2 tersebut dan masih memperjuangkannya maka ga akan terjadi tu revolusi. Tau garev, kapitalis itu menghancurkan lawan2nya lewat pemikiran, makanan, media. Maka gw ga mau berdiam diri kayak orang yang manut2 aja ketika pemikirannya telah dicekoki oleh pemikiran hedonism, serba bebas, brutal , kebinatangan ala kapitalis. bukankah nama gw rebelito?! Gw ga mau nama hanya tinggal nama, gw akan melawan, karena gw seorang REBEL.
Ehm, maaf rev ada yang kelupaan, nama lengkap gw rebelito revolusionerito. He..he kerenkan?! Tapi koq agak mirip ama nama eloe rev. nama lo kan revolusionerite-biasa dipanggil revo atao rev aja. Mungkin mommy gw sama mommy lo udah rencanain kita kalo gede nanti jadi revolter sejati kali ya.. gw acungin empat jempol dech buat mommy.
Berarti gw bukan Cuma rebel tapi juga revolusioner. Gw jadi bangga ditakdirkan besar dengan nama itu. nama yang tanpa gw sadari telah merubah cara berpikir gw. Tapi yang lebih gw bangga gw adalah orang Islam. Mommy n pappy makasih ya pemberian nama yang keren. Nama itu adalah sebuah do'a. gw bangga bisa jadi bagian terbentuknya kejayaan Islam kembali, gw bangga jadi prajurit penegak agama Allah, gw bangga jadi revolusioner islam karena Revolusioner Islam Takkan Pernah Mati.
Tau ga rev, ditempat lain, dibelahan bumi lain, dinegara lain, dikampus2 lain, dimasjid2 lain, diwarung2 lain cloning-kloning rebelito bertebaran. Dan bukan hanya rebelito revolusionerito tapi juga rebelina revolusionerta. Para rebelito dan rebelina kembali meneriakkan apa yang telah diteriakkan oleh penyeru akhir zaman. Mengikuti ketentuan sang penguasa alam dengan mengatakan : REVOLUSIONER ISLAM TAKKAN PERNAH MATI..!



SMS pembaca :


Lets revolt !whats up bro? piye toh mas, tlsnny mbo diprbsar toh.Mata ane dahminus 4 nech, enter pake font 9 aja. Btw mas GP unand jrng nngkring ya?!
From : 085263136xxx

Ah. Lo jangan pura2 dech, kemaren aja lo ujian bikin jimatnya lebih kecil dari itu,font 5 kali ya..(iya khan?! Mudah2an tidak ya..!). klo dibesarkan tulisannya kwatir ga muat. GP unand lagi ngisi amunisi kali, tunggu aja tanggal mainnya.

Asw, rev..elo mang pnter ngsih slusi, t4 tnggal gw jg dpmandian, to nooh dilbk mintrun)srng mksiat.Rev kapan ya dmokrasi n seklarisme hncur..gw pngn mmakanny, biar knyang gi tuh..! From : 081363964xxx
Wslm, mkanya kt tuh harus lbih giat lagi berdakwah, mrubah pemikiran sesat demokrsi n sekularisme yg udh nancap di benaknya org kbnyakan skrang.oc

Asw, REVO ! dmne elo rev,?Koq blm nngol kprmkaan?Gw kngn neh.! Ahh..revo gmn seh. Sngaja ya ditelat-telatin! Mntang2 udh jadi seleb baru ni yee..?! revo curang, curang..curaa..ngggg. from :085274728xxx & 081374002xxx
Wslm.yg curang tu pmerintah bkn revo, krn BBM mahal, ongkos cetak jd mahl, kertas jg mahal, onkos kirim mahal jg..

Asw. Hai rev,gingapain nech? Q pnggemar bletin GP.Oh ya rev,mo nnya kata org2 khilafah itu mimpi bsar sglongn org aja, mereka sngt ykin akn kbrhasiln demokrsinya,n yg lbh mnyakitkn ati gw, para pndukng ide mrk adalh dosen yg udh sekuler, jd gmn nurut lo rev, lazz. From : 08526388xxxx
Yg mimpi itu Ngra demokrasi,coz sejak klahirnnya smpai skrng blm ada tuh faktanya Ngra yg demokratis, Indonesia yg dipuji2 pling demokratis toh dictator jg. Tapi Ngr khilafah udah trbukti jd Ngra adidaya atu2nya slm 14 abad. N insyallh ntar lagi kmbli tegak krn udh jnji Allah rasulnya.

Ye..koq kgak dmuat tilsan gw. Katany revolusi,kan kgak pa2 beda byk. Nmanykn revolusi, Gw kan udh capek bikinnya,...duh pelit amat sehh from :081908645xxx
Duhh sory bagt ya. Soalny tlisn lo kpnjangn, kurang ideologis, n bhasany ga spt yang biasany. Ntar gw lg yg didemo para pencandu revo yg lain, emang lo brani tnggng jawb. He..he ! lo edit dulu ya , gw janji edisi bsk dimuat.oc


KOMENTAR GEMA :
SALAHUDIN WAHID: NU secara organisatoris telah menegaskan bahwa NKRI yang berdsarkan pancasila adalah bentuk final dari negara kita. Dan menolak khilafah sebgai bentuk negara (republika 12 februari 08)

Sepakat....NKRI harga mati, Negara Khilafah Rasyidah Islamyah (NKRI) yang berdasarkan islam. Allahuakbar

WARNING : politikus busuk akibat system demokrasi busuk

Serba-serbi :
Ø Salam revolusi salam kehancuran demokrasi
Ø System khilafah siap menggantikan system demokrasi
Ø Kampanye syari’ah tidak lima tahun sekalim tapi slama-lamanya
Ø Now or nothing

Read More......

buletin gema edisi 09

0 komentar

REFLEKSI AKHIR TAHUN 2007
(bagian 2)
POTRET BURAM BANGSA INDONESIA

Tahun 2007 telah berakhir, dan fajar tahun 2008 sudah datang. Akan tetapi anehnya banyak masyarakat yang menyambut pergantian tahun tersebut dengan suka cita, padahal kalau kita menyadari kondisi bangsa Indonesia saat ini tentunya kita akan menangis. Sebab banyak sekali persoalan yang menimpa bangsa ini. Diantaranya :

1. Kemiskinan dan Kesejahteraan Rakyat

Selama tahun 2007, kondisi kesejahteraan rakyat secara umum masih memprihatinkan. Jumlah rakyat miskin masih cukup banyak, dan tidak mengalami perubahan secara signifikan meski berbagai usaha telah dilakukan. Malah menurut BPS, jumlah rakyat miskin di tahun 2006 meningkat menjadi 39,05 juta orang dari tahun sebelumnya yang berjumlah 35 juta orang. Di tahun 2007, meski pemerintah melalui BPS mengumumkan jumlah penduduk miskin turun menjadi 37,17 juta orang atau 16,58 persen dari total penduduk Indonesia selama periode bulan Maret 2006 sampai dengan Maret 2007, tapi Bank Dunia menyatakan jumlah penduduk miskin di Indonesia tetap di atas 100 juta orang atau 42,6%. Ini didasarkan pada perhitungan penduduk yang hidup dengan penghasilan di bawah USD 2/hari/orang, dari jumlah penduduk Indonesia 232,9 juta orang pada 2007 dan 236,4 juta orang pada 2008.

2. Korupsi
Korupsi masih menjadi problem akut buat Indonesia. Korupsi telah merusak sendi-sendi utama kehidupan bernegara, di antaranya membuat kebijakan pemerintah tidak berjalan optimal. Demikian ganasnya korupsi di Indonesia, dana bantuan bencana dan bantuan untuk orang miskin, seperti raskin (beras untuk orang miskin), juga dikorup.

3. Kusamnya perpolitikan Indonesia
Lembaga Survei Indonesia menemukan bahwa kepuasan publik terhadap pemerintah dalam 3 tahun terakhir terus menurun dari 80% di bulan November 2004 hingga menjadi 54% di bulan Oktober 2007. Sentimen elektoral terhadap presiden SBY juga turun dari sebesar 47% pada Oktober 2006 menjadi 33% pada Oktober 2007. Pemilihan kepala daerah secara langsung yang semula diharapkan akan lebih aspiratif, ternyata tidak. Pilkada dengan calon dari partai pada kenyataannya hanya meloloskan calon yang punya uang. Dalam jajak pendapat Kompas diketahui praktik politik uang dalam proses pencalonan dalam pilkada sangat parah (53,5%), ketidakyakinan kepala daerah mampu memberantas korupsi (66,6%), calon kepala daerah tidak bebas dari politik uang (73,8%). Ini sebagai bukti lagi, 'pesta demokrasi' hanyalah industri politik. Hakikat demokrasi adalah pemerintahan atas dasar uang.

4. Ancaman Disintegrasi
Selain kusamnya perpolitikan, Indonesia juga terus diancam disintegrasi. Hal ini tampak saat bendera Republik Maluku Selatan (RMS) berkibar di depan Presiden di Maluku. Begitu juga, bendera Bintang Kejora muncul dalam Konferensi Besar Masyarakat Adat Papua. Ribuan orang hadir berteriak 'Merdeka …!'
Masalah disintegrasi sejatinya dilihat dari tiga sisi. Pertama, kezhaliman dan ketidakadilan penguasa. Kini, mayoritas rakyat hidup dalam himpitan berbagai kesulitan. Otonomi daerah hanya mengalihkan korupsi dari pusat ke daerah. Kedua, ketika rakyat merasa diperlakukan tidak adil, bertemulah dengan gagasan HAM, kebebasan, otonomi daerah, dan lain-lain yang dipandang sebagai penyelamat. Ketiga, adanya tangan-tangan asing yang ingin memecah belah Indonesia.

5. Intervensi Asing
Sementara itu, politik luar negeri Indonesia sepanjang tahun 2007 semakin meninggalkan prinsip 'bebas dan aktif'. Beberapa kebijakan luar negeri yang diambil justru semakin menunjukkan Indonesia lebih berkiblat pada kepentingan Barat terutama AS dan sekutunya. Sikap untuk tidak bertentangan dengan kepentingan AS pun tampak menonjol dalam polugri Indonesia. Idealisme seperti anti penjajahan, anti ketidakadilan dan kedzaliman dalam polugri Indonesia kemudian hanya sekedar retorika. Ironisnya, polugri Indonesia yang seharusnya untuk kepentingan rakyat Indonesia, dalam banyak hal malah merugikan Indonesia.
Polugri Indonesia yang berkiblat ke Barat juga tampak dalam sikap Indonesia yang mengekor begitu saja dalam program perang melawan terorisme AS. Padahal semakin jelas bahwa ini tidak lain untuk memerangi Islam dan umat Islam. Sebagaimana telah banyak dipahami, perang terhadap terorisme ini adalah salah satu cara baru AS dan sekutunya untuk menjaga dominasinya atas dunia, khususnya Dunia Islam, setelah musuh utama mereka, yakni komunisme, berhasil diruntuhkan.

6. Aliran Sesat
Setelah Lia Eden dan Ahmadiyah, pada tahun 2007 umat Islam Indonesia dikejutkan dengan munculnya aliran baru bernama al Qiyadah al Islamiyyah, di mana pemimpinnya, Ahmad Mossadeq, mengaku sebagai nabi. Aliran ini meyakini Mossadeq menerima wahyu kemudian dituangkan dalam buku “Ruhul Qudus yang Turun kepada Al-Masih Al-Maw'ud”. Edisi pertama buku ini diterbitkan pada Februari 2007. Jadi, baru saja 'diturunkan'. Ajaran dari aliran ini hendak menyatukan Islam, Yahudi, dan Kristen. Mereka menamainya dengan millah Ibrahim, dan meyakini bahwa agama yang diridloi Allah itu bukan Islam melainkan agama Hanafiyah, yakni millah Ibrahim tadi. Bahkan dalam buku “Al-Masih Al-maw'ud dan Ruhul Qudus dalam Perspektif Taurat, Injil, dan Al-Quran” yang juga dipandang hasil bimbingan roh kudus, salah satu bagiannya mereka nyatakan ditulis oleh seorang Kristolog yang menggali sumber-sumbernya dari Bibel. Wajar, kalau hasilnya adalah sinkretisme antar tiga agama. Sekalipun mengingkari dan banyak menakwilkan al-Quran, menolak isi al-Quran, dan mengingkari sorga dan sebagainya,

7. Isu Pemanasan Global
Tanggal 3 hingga 14 Desember 2007 berlangsung konvensi/Pertemuan antar Pihak (Conference of Parties / Meeting of Parties) tingkat tinggi di Bali yang diadakan oleh United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Pertemuan ini diharapkan dapat mengevaluasi Protokol Kyoto yang dibuat tahun 1997, yang ditandatangani untuk mengurangi kadar CO2 guna mencegah pemanasan global. Tentu saja, upaya mencegah pemanasan global harus dilakukan. Namun, ada hal yang penting menjadi catatan. gerakan pelestarian hutan dan penanaman pohon terus digalakkan. Namun, hutan diserahkan kepada swasta. Penebangan hutan terus dilakukan. Ilegal logging pun tak kunjung selesai. Dalam 12 tahun saja (1991-2003), Indonesia sudah kehilangan 68 juta hektar hutan, atau sekitar 10 hektar per menit! Bayangkan, hutan seluas 15x lapangan bola lenyap setiap menit! Ini akibat sistem kapitalisme yang tidak mengenal hutan sebagai milik umum. Padahal dalam Islam hutan tersebut harus dikelola oleh Negara dan hasilnya untuk kepentingan rakyat banyak.

8. Pendidikan
Pendidikan sedang dikapitalisasi dan diliberalisasi. Pembahasan RUU Badan Hukum Pendidikan (BHP) telah selesai dan siap diujipublikan akhir 2007. Privatisasi pendidikan melalui BHMN/BHP membawa konsekuensi berupa pengelolalan lembaga/instansi pendidikan yang lebih otonom. Jika sebelumnya pengelolaan lembaga/instansi pendidikan khususnya negeri didominasi oleh pemerintah, maka dengan adanya privatisasi lembaga/instansi pendidikan memiliki kewenangan yang lebih dalam mengelola lembaganya.
Anggaran pendidikan yang ditetapkan 20%, pada 2007 hanya Rp 90.10 triliun (11.8% dari APBN). Kini, peran pemerintah dalam pendidikan terus dikurangi, termasuk masalah dana. Konsekuensinya dana diambil dari masyarakat (SPP dan non-SPP). Sebagai contoh, ITB tahun 2007 butuh Rp 392 miliar, untuk itu diberlakukan SPP reguler 2006/2007 Rp 3.25 juta/semester; Sekolah Bisnis Manajemen dikenakan Rp 625.000,00/SKS. Fakultas Kedokteran salah satu PT di Jawa memungut Rp250 juta 1 milyar. Kalau ini terus berlanjut maka orang miskin 'dilarang sekolah'. Kapitalisasi dan liberalisasi ini berlaku mulai Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Kalaupun diterapkan subsidi silang, berapa banyak orang 'kaya' yang dapat menanggung? Bukankah ini sebuah diskriminasi? Prakteknya, tidak menunjukkan hal tersebut. Ketika dana dari pemerintah minim, kampus dijadikan alat untuk menghasilkan uang, atau dana berasal dari pinjaman asing. Akibatnya, terjadi ketergantungan dana pada pihak asing, khususnya Bank Dunia dan ADB. Hal ini menciptakan 'penjajahan' kurikulum, kultur, dan isi otak. Akibatnya, rakyat menjadi kuli di negerinya sendiri.
Sejatinya, pendidikan gratis untuk semua. Kurikulum berbasis pada kultur/tsqafah yang sesuai dengan Islam; sains dan teknologi disesuaikan dengan perkembangan; otonomi dilakukan dalam administrasi, pendidikan dan research oleh satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas, dan untuk mewujudkan akuntabilitas, transparansi, penjaminan mutu, layanan prima, non-diskriminasi, dan lain-lain dilaksanakan tanpa perlu kapitalisasi atau komersialisasi.

Khatimah
Berbagai bentuk kedzaliman sepenuhnya terjadi karena pilihan manusia dalam menata berbagai aspek kehidupan. Pemimpin yang tidak amanah dan sistem yang buruk, yakni sistem Kapitalisme dan Sekularisme ditambah lemahnya moralitas individu telah terbukti menjadi pangkal munculnya persoalan di atas. Karena itu, bila kita ingin sungguh-sungguh lepas dari berbagai persoalan di atas, maka kita harus memilih sistem yang baik dan pemimpin yang amanah. Sistem yang baik hanya mungkin datang dari Dzat yang Maha Baik, itulah syariah Allah dan pemimpin yang amanah adalah yang mau tunduk pada sistem yang baik itu.
Di sinilah esensi seruan Selamatkan Indonesia dengan Syariah. Karena hanya dengan sistem berdasar syariah yang dipimpin oleh orang amanah saja Indonesia benar-benar bisa menjadi baik. Dengan sistem ini pula terdapat nilai transedental dalam setiap aktifitas sehari-hari yang akan membentengi setiap orang agar bekerja ikhlas, tidak terkontaminasi oleh kepentingan pribadi, golongan maupun asing. Memiliki paradigma yang jelas bahwa memimpin adalah amanah dari Allah dan syariah adalah jalan satu-satunya untuk memberikan kebaikan, mengentaskan kemiskinan, menghindari korupsi, menolak intervensi, menghapus pornografi dan pornoaksi, serta mewujudkan kerahmatan Islam bagi seluruh alam semesta, sedemikian kedzaliman dan penjajahan bisa dihapuskan di muka bumi. Insya Allah



Curhat Revolusi
ER-ES-EM

Rev , gue punya cerita baru nih. Ceritanya lucu banget lho rev, tapi juga bikin gue merinding. Loe mo dengarin gue kan..! begini rev : Waktu kami sama-sama naik kendaraan umum, dia duduk disamping kanan gue. rambut lurusnya tertiup angin yang berhembus dari arah luar jendela. Lalu dia merapihkannya. Namun rambutnya masih berantakan. “ coba kamu tutup jendelanya, baru rapihkan rambut lurusmu”. (Bisiku lirih).
Waktu kami akan turun, dia menarik kaos bagian belakang agar dapat menutupi bawah punggung. dia juga menarik kaos bagian depan, entah apa yang akan dia tutupi kala itu. “coba kamu tutupi seluruh tubuhmu dengan kain layak pakai, kamu kan jadi gak repot tarik sana-sini” (bentakku dalam hati). Lalu kami berpisah tanpa pamit satu sama lain, karena kami memang tidak saling kenal, wee..ee….!!!
Eh.. tau ga rev, Sekarang pun masih banyak orang-orang yang melakukan hal yang sia-sia kayak dia. Mereka gak sadar permasalah yang mereka hadapi. Mereka juga menganggap pemimpin yang tidak amanah sebagai biang keroknya. Sehingga mereka selalu berharap pada pergantian pemimpin yang baru akan bisa membawa kearah yang lebih baik. Mereka gak sadar bahwa pemimpin hanyalah menjalankan system yang sudah ada, yakni system demokrasi-sekuler-kapitalis yang kebobrokannya sudah Nampak nyata. Sama seperti dia yang gak sadar bahwa rambutnya berantakan akibat jendela yang terbuka.
Mereka juga menduga ketimpangan dalam penerapan hukum adalah masalah yang mereka hadapi. Sehingga mereka menuntut supremasi hukum ditegakkan. Mereka gak berpikir bahwa hukum itu sendirilah yang bermasalah, karna lahir dari system yang bermasalah pula. Sama seperti dia yang gak sadar bahwa kaos adiknya itulah yang jadi masalahnya.
Rev, Kamu tau gak slogan mereka. Reformasi sampai mati katanya. Mereka gak sadar sampai matipun masalahnya tidak akan selesai, kalo menyelesaikan masalah yang merupakan buah dari system yang menyebabkan masalah tersebut. Artinya bahwa permasalahan yang begitu banyak sekarang (seperti kemiskinan, kelaparan, pendidikan tidak bermutu, penjarahan kekayaan oleh perusahan asing, korupsi, pornogafi/aksi, kediktatoran pemimpin dll, dll, dll) adalah akibat system demokarasi yang dianut oleh bangsa ini,
jadi ya lucu kan rev, kalo penyelesaiannya masih berharap pada demokrasi itu juga. Ibaratnya kalo mau nyembuhin penyakit Harus pake obat, tapI kok mereka malah nyari obatnya disumber penyakit. Mereka masih berharap setiap pemilu mudah-an ada perubahan. Padahal mereka sendiri menyaksikan entah sudah berapa kali pemilu digelar tapi toh tidak ada perubahan. Hee..hee..lucu ya, Iyakan rev, kalo emang mereka itu lucu, loe juga ketawa dong rev. masak gue ndiri yang ketawa…!
Kata teman gue sih, demokrasi ini memang dirancang bukan untuk menyelesaikan masalah, tapi untuk memperpanjang masalah, mulai dari pemilu yang saling curang, trus terjadi berbagai kerusuhan, trus setelah memimpin ya korupsi, trus BBM dinaikkan, sembako juga mahal, trus kriminalital meningkat, trus biaya pendidikan melambung tinggi, trus biaya rumah sakit mahal, trus sampai2 nih rev, kemarin ada yang bilang sama mbahnya yang lagi sakit,” mbah jangan mati dulu, soalnya tabungan kita belum cukup. Biaya kuburan sekarang makin mahal. trus mmmm…mm. eh ternyata udah lima tahun rev, trus yaa kampanye (ritual lima tahunan) lagi dong, trus pemilu lagi, trus boongin rakyat lagi, truss, trus balik lagi keatas ya.. dan diuntungkan selalu pihak asing dan para komparadornya,
Padahal Islam adalah system yang sempurna & paripurna. Jadi perjuangan yang seharusnya diusung itu adalah untuk perubahan sistemnya jadi system Islam, jadi system demokrasi busuk ini harus dibuang ketempat sampah lalu ganti pemimpinnya dengan yang paham akan Islam. Yaa…..revolusi, revolusi sampai mati. Mulai saat ini, aku, kamu, dia dan mereka harus melakukan revolusi. Revolusi Sampai Mati.
SMS Pembaca TO :081363753627

Saya dosen UNP (pemerhati issue) tentang agama islam. Apa hadis yang menyuruh umat islam sedunia harus shalat id adha sama dng dimakkah? Menurut sy wukuf tgl 9 zulhijjah. Tgl 9 itu dinegara berbeda bisa jatuh pada hari yang berbeda, krn tgl itu tergantung pada posisi hilal. Jadi tidak tergantung hari apa wukuf.tks from 07517891xxx
Ibadah haji adalah wukuf diarafah (HR tarmidzi). Jika 9 zulhijjah jatuh pada selasa berarti bsk nya rabu 19 des/07 umat islam sedunia melaksanakan shalat id adha 1428H. Krn pedoman id adha adalah terkait dng ibadah haji, bukan pemerintah masing2 negara. sekarang ada isu yg lagi hangat yaitu penerapan syariah dan pendirian kembali khilafah islam, jadi saya harap bapak tidak hanya jadi pemerhati, tapi jg jadi pejuang islam. Kpn2 kita diskusi ya pak..!

Menu id adha thn ini. 1. Kemiskinan meningkat 38 jt (versi indonesia),111 juta orng (versi PBB).2. Indonesia 5 besar terkorup didunia, peringkat 1 asia. Ayo kita entaskan. Slamat hari raya ID. from : SIS 081363438xxx

Tambahan menunya mas...!, kriminalitas , pornografi/aksi meningkat, intervensi asing, penjarahan kekayaan alam kita dll,dlll, dll. Tapi apapun menunya, solusinya tetap syariah dan khilafah.
Salam revolusi ALLAHUAKBAR

Asw. Hi bRo, kPn mo nEg-lahirin eDs 9? Gi nYiaPin PerSaliNany yA..gw suka pembhsan bUlEtin lOe, ntr klo udh nongl jgn lp kampus gw yaH, slm bwt si REVO, gw kngn neh ! (Rvolusi) from 081374201xxx
Wslm. Udh mo ngelahirin, tp biaya operasinya blm cukup, maklm kru GP lg pada kan-ker. Mau ngutang lagi, ogah ah (malu), yg kmren aja blm dibayar. Emang klo mo ngancurin kapitalis kt juga butuh kapital yang ge De jg ya.. Maap ni spa sih? Mas or nona? N kampus lo dimana? Oya si REVO lagi bobok, klo emng kngen sm REVO, ayo sama2 kt bangunin .bangun REVO-lusi ......hidup REVO-lusi....

Komentar GEMA :
Usulan agar kaum muda bangkit untuk memimpin kembali menguat ditengah banyaknya kekecewaan thd pemimpin hari ini yang didominasi kaum tua.
(padek,31/12/07)

Masalahnya bukan tua atau muda, karna siapapun yang memimpin kalau sistemnya masih demokrasi-sekuler ini, niscaya keadaan negara ini tidak akan berubah. Maka harus diganti keduanya. Solusinya dgn Sistem syari’ah dalam naungan khilafah dan mengangkat pemimpin yang amanah. InsyaAllah makmur.

Serba-serbi :
Ø Salam revolusi salam kehancuran demokrasi
Ø System khilafah siap menggantikan system demokrasi
Ø Kampanye syari’ah tidak lima tahun sekalim tapi slama-lamanya
Ø Now or nothing

Read More......

buletin gema edisi 08

0 komentar

Refleksi akhir tahun 2007
bagian 1
SOLUSI TOTAL MASALAH KORUPSI

Tahun 2007 sebentar lagi akan berakhir, dan fajar tahun 2008 segera menyongsong. Banyak peristiwa sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya yang telah terjadi di sepanjang tahun ini. Terhadap isu terhangat di tahun 2007, Gerakan Mahasiswa Pembebasan memberikan catatan sebagai berikut:
Korupsi masih menjadi problem akut buat Indonesia. Korupsi telah merusak sendi-sendi utama kehidupan bernegara, di antaranya membuat kebijakan pemerintah tidak berjalan optimal. Demikian ganasnya korupsi di Indonesia, dana bantuan bencana dan bantuan untuk orang miskin, seperti raskin (beras untuk orang miskin), juga dikorup.
Parahnya korupsi di Indonesia dibuktikan oleh hasil survei terbaru yang dikeluarkan Political and Economic Risk Consultancy (PERC) Hong Kong, yang menempatkan Indonesia sebagai negara terkorup kedua di Asia atau sejajar dengan Thailand. Survei yang dilaksanakan pada JanuariFebruari 2007 tersebut melibatkan 1.476 pelaku bisnis asing di 13 negara Asia. Hasil polling itu kemudian digunakan untuk membuat peringkat mengenai persepsi terhadap tindakan korupsi dan penanganannya di Asia, menggunakan sistem skor 0-10. Negara yang dinilai bersih dari korupsi mendapat skor 0, sedangkan yang paling buruk mendapat skor 10. Indonesia bersama Thailand menduduki peringkat kedua dengan skor 8,03, setingkat di bawah Filipina yang mendapat nilai 9,40. Bagi Indonesia, hasil ini sedikit lebih baik dari tahun lalu di mana Indonesia mendapat nilai 8,16.
Posisi ini menegaskan bahwa Indonesia tidak lebih baik dari negara-negara benua Afrika, seperti Togo, Burundi, Etiopia, Republik Afrika Tengah, Zimbabwe, dan negara tetangga, Papua Nugini, yang juga bersama-sama Indonesia menempati urutan 130 dunia. Berarti, pemberantasan korupsi belum mencapai sasaran yang diinginkan.
Sementara itu, menurut laporan Transparency International Indonesia (TII), Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia turun dari 2,4 di tahun 2006 menjadi 2,3 di tahun 2007. Artinya, tingkat korupsi di Indonesia meningkat dan masuk ke dalam negara yang dipersepsikan terkorup di dunia .Dari 180 negara yang disurvei TII, Indonesia menduduki peringkat 143. Skala peringkat IPK mulai dari 1 sampai 10. Semakin besar skor IPK suatu negara, semakin bersih negara tersebut dari tindak pidana korupsi. Sebagian besar responden dalam penentuan peringkat IPK adalah pengusaha yang berhubungan langsung dengan birokrat yang korup.
Penurunan IPK Indonesia, membuktikan korupsi di Indonesia bersifat endemik, sistematik, dan menyebar luas (wide spread). IPK suatu negara meningkat bila ada konsistensi pemberantasan tindak pidana korupsi. Namun yang terjadi di Indonesia, adalah konsistensi terhadap inkonsistensi pemberantasan tindak pidana korupsi. Perilaku korup birokrat belum berubah, dan penanganannya juga belum membuahkan hasil signifikan.
Di tahun 2007 terlihat ada pejabat atau mantan pejabat yang dimajukan ke pengadilan. Tapi pemberantasan korupsi masih terlihat seperti tebang pilih. Misalnya, sejauh ini belum terlihat para pengemplang BLBI dan para pejabat yang bertanggungjawab yang telah merugikan negara ratusan triliun diadili. Yang terjadi, Mahkamah Konstitusi (MK) justru mencabut beberapa instrumen hukum pemberantasan korupsi. Pertama, dengan membatalkan aspek keadilan material atau hanya mengakui keadilan legal formal. Yang memilukan lagi, MK juga membatalkan kewenangan Komisi Yudisial untuk mengawasi perilaku para hakim. Sementara ide pembuktian terbalik yang diyakini akan sangat efektif menjerat para koruptor, hingga kini juga tidak mendapat respon semestinya dari parlemen.
Korupsi di Indonesia disinyalir kian subur karena bertemunya kepentingan ekonomi dan politik para birokrat, pengurus partai politik, dan pemilik modal, sehingga terjadi negosiasi ekonomi untuk tercapainya tujuan politik. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa untuk mencapai kedudukan politik diperlukan modal besar. Lobi-lobi politik yang bermuara pada kesepakatan ekonomi maupun jabatan politik adalah wajah lain dari tindak korupsi. Secara tegas koran Media Indonesia (08/06/07) menyebut bahwa Pilkada dengan calon dari partai hanya meloloskan calon yang punya uang.
Masyarakat banyak tentu yang paling dirugikan. Dana yang selayaknya untuk keperluan masyarakat, beralih kepada individu koruptor. Setiap tahun, lebih dari US$ 1 triliun (lebih dari Rp 8.000 triliun) habis dibayarkan sebagai uang suap dalam berbagai bentuk, terutama di negara-negara berkembang (Forum Keadilan, No. 41, 26 Februari 2007). Dalam kurun waktu 2004-2007, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menghitung negara mengalami kerugian hingga Rp 12,2 triliun. Kerugian itu, disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan keuangan negara (Tempointeraktif, 23/11/2007).
Perilaku para elit politis pada akhirnya tidak jauh beda dengan seorang investor yang melakukan investasi dalam industri politiknya. Konsekuensinya, dalam masa jabatannya, mereka akan berusaha semaksimal dan sesingkat mungkin untuk mengembalikan dana investasi tersebut. Ini sudah menjadi keniscayaan dalam sistem politik demokrasi-kapitalis. Bahkan arah sistem pemerintahan dengan model ”corporate state” semakin membuktikan fenomena ini. Jika dulu para kapitalis hanya berada di belakang layar aktor politik, sekarang mereka langsung duduk dalam jabatan strategis itu. Dengan jabatan itu, mereka dengan mudah memanfaatkan semua potensi ekonomi daerahnya untuk kepentingan dirinya.
Selain dipicu oleh sistem yang merangsang tindakan koruptif, integritas pribadi yang tidak amanah juga menjadi faktor utama makin meningkatnya tindak korupsi. Sebagus dan sebanyak apa pun aturan yang dikeluarkan untuk memberantas korupsi, jika pelakunya tidak amanah, UU dan aturan yang ada tidak akan pernah efektif. Sejak era reformasi saja telah dibuat 2 TAP MPR, lima UU, lima PP, satu Kepres dan satu Inpres tentang korupsi. Tapi praktik korupsi tetap saja berjalan. Bahkan ada kesan bahwa UU yang ada justru untuk melindungi para koruptor.
Gagalnya penanganan kasus korupsi juga dipicu oleh rendahnya integritas para penegak hukum itu sendiri. Bagaimana mungkin pemberantasan korupsi bisa diharapkan dari pihak yang melakukan, yang memberikan fasilitas, dan memelihara tindak korupsi itu sendiri?. Yang paling menyakitkan adalah ketika mega korupsi diselesaikan secara politik, seperti dalam kasus BLBI. Majalah GATRA No. 27 thn XIII (17-23 Mei 2007) menulis pernyataan mantan Jaksa Agung, Abdurahman Saleh, yang mengungkapkan bahwa semasa Presiden Megawati dikeluarkan surat keterangan lunas bagi para obligor BLBI. Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, kasus BLBI diselesaikan melalui skema master settlement and acquisition agreement (MSAA). Pernyataannya, apakah semua keputusan politik itu diberikan tanpa kompensasi apapun dari para koruptor?

Solusi Islam
Secara filosofis, dalam Islam jabatan adalah amanah. Rasulullah saw. mengungkapkan bahwa setiap pemimpin layaknya seorang penggembala, yang akan diminta tanggung jawabnya di hadapan Allah atas kepemimpinannya. Dengan pandangan seperti ini, jabatan semestinya tidak dilihat sebagai kesempatan untuk mengeruk keuntungan materi. Karena itu, semestinya pula menuju kedudukan politik tidak perlu harus berbekal harta yang besar sebagaimana yang kini terjadi.
Apa yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz pada awal pemerintahannya bisa menjadi contoh yang menarik. Al-Laits berkata, tatkala Umar bin Abdul Aziz berkuasa, dia mulai melakukan pembenahan dari kalangan keluarga dan familinya serta membersihkan hal-hal yang tidak beres di lingkaran mereka. Kepada istrinya, Khalifah Umar mengatakan, ”Pilihlah olehmu, engkau mengembalikan harta perhiasan ini ke Baitul Mal atau izinkan aku meninggalkanmu untuk selamanya” (Tarikh al-Khulafaâ, Imam As Suyuthi, hlm. 274).
Lingkungan birokrasi yang demikian akan memudahkan seorang muslim menunjukkan jatidiri keimanannya dalam aktivitas keseharian. Larangan Islam tentang suap, larangan bagi pejabat menerima hadiah, hingga penerapan hukum yang tegas akan menghindarkan para pejabat dari perilaku koruptif.
Terkait dengan larangan menyuap, Abu Dawud meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. telah menegaskan:

”Allah melaknat penyuap dan penerima suap di dalam kekuasaan” (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Tentang hadiah seseorang kepada pejabat negara, Rasulullah saw. menamakannya dengan istilah ghulul atau shut yakni harta haram. Rasulullah saw. Bersabda:

”Hadiah yang diterima para penguasa adalah ghulul (harta haram)”. (HR Ahmad dan al-Baihaqi).

Dalam sistem Islam, penegakkan hukum akan efekif karena secara imani para penegak hukum ketika bekerja merasakan sebagai bagian dari ibadah. Dalam masa keemasan Islam, bahkan kesadaran hukum bukan hanya dimiliki oleh para penegak hukum, tapi juga para terpidana. Mereka dengan dorongan keimanan, rela dihukum karena hukuman itu diyakini merupakan penebus (jawabir) atas hukuman di akhirat nanti.

Khatimah
Sudah sepatutnya disadari oleh masyarakat bahwa penerapan syariah adalah prasyarat utama bagi terealisinya solusi dalam menangani masalah korupsi. Atas dasar keimanan dan kokohnya sistem syariah, diyakini bahwa korupsi akan bisa diberantas hingga tuntas. Insya Allah.


Curhat Revolusi
TETAP BERGAYA-TETAP BEREVOLUSI- BERBAGI DALAM KETERTINDASAN

Rev, tambah hari hidup koq kayaknya tambah susah aja ya ? nyari kerjaaan susah. Pas dapat kerjaan ,ee.. upahnya ga' nyukup ama kebutuhan. Soalnya apa-apa sekarang pada mahal! Ongkos angkot mahal, rumah sakit mahal, susu mahal, makanan mahal apalagi biaya kuliah sangat mahal, sampai-sampai kalo kita mati nih rev, butuh biaya mahal buat ngurusin kuburan. Orang kecil kayak gue Cuma bisa terus kerja keras untuk nulis sebagai ungkapan perlawanan diri terhadap keadaan. Makanya lewat tengah malam ini gue masih begadang, mikirin gimana cara agar keluar dari semua ini. suntuk gue ! kalo udah gini, gue Cuma ingat ama loe. Bukannya gue kangen, tapi Cuma loe tempat gue berbagi “ Berbagi Dalam Ketertindasan “.
Duh.. gue bener2 pengen berubah nih rev, gue ga pengen begadang terus kayak gini. Sampe teman gue ngeluh gara-gara gue kayak gini, tapi gue bilang : apa yang gue kerjain ini bukan kerjaan biasa, tapi kerjaan ngebangun sejarah, sejarah perubahan.
Tapi rev, orang-orang bingung kenapa mereka milih pemimpin kalo akhirnya kayak gini? Rakyat tambah sengsara. Kenapa dulu milih wakil rakyat tapi setelah dipilih mereka malah Cuma sibuk ngurusin diri sendiri, ga ngurusin rakyat. Kenapa mereka nyebut wakil rakyat padahal rakyat ga pernah merasa diwakili? Kalo udah gini apa gunanya ada pemerintah? Apa gunanya ada wakil rakyat? Ah, gue juga ikut bingung nih.
Rev, nilai PPKN gue amang jelek. Maklum dulu masih SMA gue ga bisa konsen belajar karna mata gue silau ama kepala pak Bagja (gue lebih konsen ngeliatin si Evi-maklum rev, masa jahiliyah gue-tapi sekarang mah udah tobat). Rev, otak loe kan sehatan dikit dari gue, gue mo nanya nih, kenapa ya orang-orang masih percaya dan berharap ama yang namanya demokrasi ? kenapa rakyat masih mau ikut milih pemimpin tiap kali pemilu digelar dinegeri sekuler ini ? Padahal semestinya mereka mikirin bagaimana cara menegakkan khilafah (negara yang berdasarkan Islam dan didalamnya diterapkan syari'ah Islam seluruhnya, serta mengangkat seorang khalifah sebagai pemimpin mereka. Karna Cuma itu yang bisa mensejahterakan rakyat.
Rev, katanya jargon demokrasi itu suara rakyat- suara Tuhan. Tapi rakyat teriak2 BBM jangan naik, pornoaksi-pornografi mesti diberantas koq ga didengarin, malah dicuekin ! kalo kayak gini salah ga kalo ada yang nyimpulin “ Demokrasi itu Anti Tuhan”. Gue bener2 bingung, loe bingung ga? Kalo loe juga bingung, gimana kalo kita tanya aja ama pak Bagja (guru PPKN gue SMA dulu). Tapi jangan2 pak Bagja kepalanya tambah botak gara-gara juga bingung, karna Demokrasi yang dia ajarin ternyata ga sesuai dengan kenyataan, Cuma ngibulin rakyat.
Rev, hidup bener-bener tambah keras. Kita kudu nyiapin diri dan keluarga nantinya agar kuat ngadepin kerasnya kehidupan. Tau ga rev, gue masih ingat dulu Mommy gue ngajarin tentang kehidupan ama gimana cara ngejalanin kehidupan. Pas giliran malam gue diajarin do'a sebelum tidur. Abis itu mommy bilang “ dedek hidup karna Allah, semua hidup karna Allah. makanya Dede harus nurut pada Allah. Kalo hidup ga pake aturan Allah nanti kita semua bakal susah, trus nanti masuk Neraka. Dede…., Dede juga nanti mati karna Allah, Cuma karna Allah, jadi Dede jangan takut kecuali ama Alloh ya..! Dede nanti pasti mati, Mommy juga mati, Daddy juga mati semua pasti mati. Makanya… Dede ga boleh takut mati. Hehe…serem gitu ya rev?! nggak ah, masih lebih serem lagi kata-kata ustadz waktu ngasih pengajian yang nyuruh kita sabar ketika BBM naik. Gue bingung, kenapa ga pemerintahnya yang disuruh batalin kenaikan BBM nya. Kata-katanya itu bikin gue jadi merinding, padahal dia kan favorit gue rev..!
Tau ga rev, kata orang pinter sih, masalah BBM mahal, uang kuliah tinggi, berobat mahal, masalah teroris dsb akibat kapitalisme. Kapitalisme ini bikin rakyat jadi susah, kapitalisme bikin ibu-ibu jadi sedih, kapitalisme bikin orang dimana-mana jadi ketakutan, kapitalisme juga bikin janin-janin digugurin, kapitalisme juga yang bikin gue terus begadang kayak gini. Tapi gue heran, kalo emang kapitalisme jahatnya kayak gitu, kenapa ga kita lawan aja?? Ga berani?? Kalo gitu kita keroyok aja, ajak orang seluruh dunia buat ngelawan Kapitalisme, pasti keok dehh..!!! []


SMS PEMBACA :

Ass,Kpn nich muNcuL lg kPrmukA4n, udAh cApEk nungguin niCh....! ga’ pUnya ongkos ya untuk TErBit.
From : 0813740xxxxx
Wass, ah.. kamu tau aja, skrg hidup emang lg susah, BBM mahal, ongkos cetak mahal, kertas jg mahal. maklum GEMA ga’ dpt subsidi dari APBN / APBD apalagi dari APBK (anggaran Pndapatan & Belanja Kampus).

Aih, gila b4nGet sih lo! Gw mah baru liat buletin ini, daRAh gW jd mEndiDih u/ rEvolu5i,Gw pEng3n B4ng3t jd militan kyk kAli4n,gmn car4nya? From : 0813743xxxxx

Ngebet jd militan?caranya gampang kok hub CP gema dimasing2 kampus lo,trus lo santap aja idelogi islam yg kami tawarkan, di jamin lo ketagihan,gak percaya..?? gabung aja dengan GEMA u/ membuktikanya.!!

As WrWb. wOii.. KpN nEh GeMa Edisi 8 NoNgOL, laGi bEtElor Yaa..! From : 0813745xxxxx
Betelor???
GEMA lagi ngumpulin duit dulu buat ongkos nyetak, minta sumbangan teman2 dulu, kalo ada duit lebih bayar uang kost baru dech bisa terbit. Soalnya GEMA ga mau nerima duit yg ga jelas..

Ass,Demokrasi g demokrasi bg ana sama aja yg pntingkan aplikasinya, mslhnya skrg demokrasi itu blm bjln dg baik,pdhl islam itu sngt demokratis tp knp kok gema anti demokrasi. From :0813743xxxxx

Eh, kita neh udh dikibulin ama demokrasi, negara demokrasi itu cuma dalam khayalan, mending kita prjuangkan negara khilafah. Siapkan nisan atas nama demokrasi,kapitalisme yang udah sekarat....


Komentar GEMA :
Ketua KPA kota semarang :
pembagian kondom gratis adalah bagian dari upaya antisipasi marebaknya HIV/AIDS di kota semarang.(tempo.co.id, 1/12/07)
solusi ini sangatlah tidak masuk akal, sebab secara ilmiah terbukti kondom tidak mampu mengatasi virus HIV/ AIDS. Upaya tersebut hanya untuk melegalkan sex bebas, ini adalah strategi imperialis untuk merusak generasi Islam


WARNING :
Tidak ada hak cipta dalam islamm dianjurkan memperbanyak tulisan ini sebagai amal shaleh

Serba-serbi :
Ø Salam revolusi salam kehancuran demokrasi
Ø System khilafah siap menggantikan system demokrasi
Ø Kampanye syari’ah tidak lima tahun sekali api slama-lamanya
Ø Now or nothing



Read More......

Rabu, April 9

Buletin GP Wil. Sumbar : Edisi 13

0 komentar

REFORMASI YANG MATI vS REVOLUSI YANG SUCI

MENAKAR ARAH PERJUANGAN DAN PERGERAKAN MAHASISWA

PASCA 10 TAHUN KEGAGALAN REFORMASI

Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie. Kondisi ini dilatar belakangi karena semakin besarnya ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan Soeharto saat itu.

Mahasiswa merupakan salah satu tokoh sentral dalam perjuangan reformasi tersebut, mereka yang dilahirkan dari kampus dan Sama-sama mengusung agenda utama yaitu reformasi dan pergantian kepimpinan nasional. Yang perlu dicatat dari perjalanan pergerakan mahasiswa kala itu adalah peristiwa tragis yang menyebabkan gugurnya empat orang dan puluhan lainnya luka-luka dalam bentrok dengan aparat di unuversitas trisakti mahasiswa yang menjadi korban kebrutalan aparat tersebut diyakini sebagai pemicu amuk masa pada hari selanjutnya. Gerakan mahasiswa pun meluas, demonstrasi besar-besaran pun dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia. sehingga menyebabkan kerugian mencapai triliunan rupiah ditandai rusaknya berbagai infrastuktur, hilangnya nyawa ratusan orang dan keadaan pada waktu itu cukup mengharu biru.

Hari-hari berikutnya merupakan hari yang sangat menegangkan, jalan-jalan dihampir seluruh Indonesia selalu diwarnai aksi massa. Tokoh-tokoh kritis mulai bermunculan memberi semangat masyarakat, para politikus keluar sarang, sepertinya mereka tak mau ketinggalan untuk menjadi bagian dari pelaku sejarah baru Indonesia. Aparat keamanan pun disiagakan untuk mengatasi kerusuhan. Disamping itu tekanan yang besar juga muncul dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Reformasi yang digulirkan memiliki enam agenda yang menjadi tuntutan rakyat. Ke enam agenda reformasi tersebut adalah :

  • Penegakan supremasi hukum,
  • Pencabutan dwifungsi TNI/POLRI serta
  • Pemberian otonomi daerah seluas- luasnya.
  • Pemberantasan KKN,
  • Pengadilan mantan presiden soeharto dan kroninya,
  • Amandemen konstitusi.

Kini Sepuluh tahun sudah reformasi digulirkan, dan enam agenda diatas telah diusahakan untuk menjalankannya, karena dengan 6 agenda tersebut diyakini akan membawa bangsa Indonesia keluar dari krisis yang multidimensional ini. Akan tetapi pada kenyataanya Benarkah ”Orde Reformasi” sudah mengalahkan sebuah ”Orde Korup” yang berumur puluhan tahun? Benarkah pada pasca reformasi 1998 kita sudah merasakan kesejahteraan? Atau keadaannya masih sama dengan yang sebelumnya bahkan lenih parah?!

Pada kenyatannya dapat lita saksikan sekarang, Keadaan rakyat tidak jauh berbeda dengan keadaan sebelum reformasi bahkan lebih buruk lagi. Angka kemiskinan yang sangat besar, laporan World Bank ditahun 2007 menunjukkan penduduk Indonesia diatas 100 juta adalah orang miskin yaitu berpenghasilan dibawah 2 dollar/hari. Sumber Daya Alam kita diberikan begitu saja kepada pihak asing seperti halnya blok Cepu, Natuna, Freeport dll. Belum lagi korupsi yang merupakan problem yang tidak ada habisnya. Privatisasi pendidikan melalui BHMN/BHP akan membawa konsekuensi berupa pengelolaan yang semula didominasi oleh pemerintah, maka dengan adanya privatisasi lembaga/instansi pendidikan memiliki kewenangan yang lebih dalam mengelola lembaganya, Akibatnya, rakyat menjadi kuli di negerinya sendiri. Kusamnya perpolitikan Indonesia sebagai bukti lagi, ‘pesta demokrasi’ hanyalah industri politik. Busung lapar yang masih juga banyak terjadi di daerah–daerah. Angka pengangguran yang cukup tinggi menembus angka lebih dari 40 juta orang ( BPS, indicator kunci Indonesia 2007). Indonesia juga terus diancam disintegrasi, Hal ini tampak saat bendera Republik Maluku Selatan (RMS) berkibar di depan Presiden di Maluku. Begitu juga, bendera Bintang Kejora muncul dalam Konferensi Besar Masyarakat Adat Papua. mereka yang hadir berteriak ‘Merdeka …!. Beberapa kebijakan luar negeri yang diambil justru semakin menunjukkan Indonesia lebih berkiblat pada kepentingan Barat terutama AS dan sekutunya. Utang luar negeri yang tidak kunjung lunas, serta banyak lagi berbagai permasalahan yang belum kunjung selesai. Tepat rasanya ungkapan beberapa kalangan bahwa ”reformasi telah mati”. Reformasi tinggal slogan tanpa kekuatan.

Itulah sekian banyak permasalahan yang terjadi di era reformasi ini. Meski demikian para pelaku reformasi 1998 mengatakan bahwa reformasi sedang berjalan menuju ke arah yang lebih baik. Setidaknya mereka masih akan berkilah jika diperhadapkan dengan kegagalan reformasi, bahwa bangsa Indonesia memang masih pada tahap transisi dari rezim dictator menuju demokrasi. Beberapa agenda reformasi telah berhasil dijalankan misalnya saja amandemen konstitusi, pencabutan dwifungsi TNI/POLRI ataupun juga pemberian otonomi daerah seluas–luasnya. Meskipun kata mereka beberapa agenda seperti pengadilan mantan Presiden Soeharto, pemberantasan KKN serta penegakan supremasi hukum belum berhasil dengan baik. Tetapi secara umum mereka menilai bahwa reformasi tidak gagal tetapi sedang menuju kepada perbaikan yang lebih baik. Pertanyaannya sekarang adalah, lalu dikemanakan berbagai permasalahan yang sangat banyak yang telah disebutkan di atas tadi? Yang terjadi ini kesalahan dalam menjalankan agenda ataukah kesalahan dalam mengidentifikasi akar permasalahan bangsa ini sehingga solusi yang ditawarkanpun hasilnya jauh dari yang diharapkan.

Akar Kegagalan Reformasi

Kegagalan reformasi sepantasnya mendapat perhatian serius dan analisis yang mendalam. Pertanyaan yang patut diajukan, mengapa gerakan kaum intelektual muda seperti mahasiswa ini seolah belum menemukan pola baku dalam melawan segala tirani dan ketidakadilan para penguasa, yang semakin hari semakin tidak lagi memihak kepada rakyat?

Ada tiga hal pokok penyebab gagalnya gerakan mahasiswa.

Pertama, tidak menyentuh akar permasalahan, sehingga kurang tepatnya perumusan solusi krisis bangsa. Para aktivis gerakan perubahan, termasuk gerakan mahasiswa sebagai garda terdepan, menilai akar masalah dari segala krisis bangsa adalah kesalahan dari aparat pemerintah, antara lain penegakan hukum yang lemah, budaya KKN dan belum berjalannya demokratisasi. Sehingga mereka menyerukan tegakkan supremasi hukum, bersihkan aparat pemerintah dari KKN dan gencarkan demokratisasi. Begitu juga dalam permasalahan BHMN/BHP, mereka hanya sebatas berteriak-teriak ‘tolak BHMN/BHP. permasalahan kebobrokan ekonomi dengan seruan turunkan harga kebutuhan pokok. Jadi jelaslah mengapa perjuangan tidak kunjung membuahkan hasil yang baik, karena ide-ide itu masih umum dan tidak menyentuh akar permasalahan yang ada. Dari sini, dimunculkan solusi dengan enam visi reformasi dalam menuntaskan masalah tadi. Jika ditelusuri lebih mendalam, hal tadi bukanlah rumusan yang tepat sebagai solusi.

Kedua, ide yang tidak jelas. Pengadopsian sebuah ide atau pemikiran gerakan menjadi unsur yang penting bagi gerakan mahasiswa sebagai nilai perjuangan nantinya. Ide atau pemikiran itu haruslah ide dan pemikiran yang benar, jelas dan terukur. Dalam artian telah melalui proses studi kelayakan dan disimpulkan apakah baik untuk diadopsi. Ternyata prinsip ini dilupakan oleh gerakan mahasiswa selama ini. Lemahnya daya pikir politis mahasiswa juga membawa arah perjuangan mereka tidak menentu. Berbagai aksi yang yang dilakukan hanya sekedar respon yang spontanitas (reaksioner) tentang berbagai isu yang sedang populer di masyarakat. Dan tidak heran jika kemudian gerakan mahasiswa ini sering dimanfaatkan sebagai alat permainan isu dan manajemen konflik oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

Ketiga, tidak ideologis. Sebenarnya mahasiswa selama ini belum memahami betul akan pentingnya sebuah gerakan yang berlandaskan ideologi, sehingga mereka terbiasa akan gerakan-gerakan yang ada saat ini, bahkan mereka mengikuti format-format gerakan tersebut dalam aktivitasnya meskipun mereka tidak merasakan kepuasan sebab gerakan tersebut tidak mampu berkarya dalam menyelesaikan masalah. Mereka yang mengusung gerakan yang tidak ideologis, akan terombang ambing ketika ditengah perjuangannya berbenturan dengan berbagai masalah yang sebelumnya tidak pernah dijumpai. Berbenturan dengan ketidakpercayaan diri dalam menghadapi realitas yang ada. ataupun berbenturan dengan mayoritas suara yang menyesatkan. Sehingga dapat kita saksikan, ide-ide yang diusung oleh sebagian gerakan mahasiswa lebih bersifat megikuti tren yang ada, ketika diteriakkan reformasi sebagai solusi bangsa ini maka mahasiswapun meneriakkan hal yang sama. Begitu juga ketika diberikan konsep demokrasi sebagai sebuah system yang adil maka mahasiswa pun ikut memperjuangkannya, tanpa mencermati apakah konsep-konsep yang ditawarkan tersebut layak untuk diperjuangkan. Akibatnya arah perjuangan merekapun tidak menentu. Hal ini sangatlah berbeda dengan Gerakan yang berbasis sebuah ideology. mereka akan menemukan arah perjuangan yang jelas, sebab idelogi tersebut akan menuntun mereka dalam melahirkan berbagai solusi atas persoalan yang ada.

Rekonstruksi Paradigma Gerakan

Ketika masyarakat sadar bahwa ada suatu kondisi yang lebih baik dari semula maka keinginan untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik tersebut menjadi suatau keniscayaan. Berbagai cara dilakukan untuk mewujudkan perubahan tersebut. Bermunculanlah beberapa tokoh perubahan yang menyebut dirinya reformis. Mereka melakukan perubahan dalam tatanan masyarakat tanpa merubah sistem yang ada, hanya memperbaiki kelemahan sistem tersebut. Disisi lain ada pula sebagian kelompok yang hendak melakukan perubahan secara sistematis dan sekaligus merubah tatanan sistem yang ada. Inilah kaum revolusioner yang ingin melakukan perubahan yang menyeluruh.

Kaum reformis manganggap kaum revolusioner hanya akan memakan banyak korban dalam melakukan perubahan. Sedangkan kaum revolusioner berkeyakinan bahwa kaum reformis hanyalah membuang-buang waktu. Bahkan jika dulu para pejuang kemerdekaan kita hanya melakukan reformasi maka tidak mungkin kita akan lepas dari penjajahan mencapai kemerdekaan seperti sekarang.

Apabila kita hendak menentukan arah perubahan yang akan di perjuangkan apakah perubahan barsifat reformasi atau revolusi, maka tidaknya ada dua hal yang harus kita perhatikan yaitu :

  1. Harus melakukan kajian seksama atas objek yang akan dirubah,
  2. Suatu penilaian atau evaluasi, mau tak mau, mengharuskan adanya pegangan sudut pandang tertentu yang khas yaitu dengan kacamata ideology yang benar.

Ketika memandang suatu objek permasalahan yaitu bangsa Indonesia ini, hendaknya kita bukan hanya sibuk dengan akibat yang ditimbulkan oleh permasalahan tadi, tetapi mestilah dicarikan penyebab/akar masalah mengapa akibat ini bisa muncul. Dan kaitannya dengan kondisi Indonesia pasca reformasi yang terbukti telah gagal dan tidak mampu menyelesaikan persoalan negeri ini. sebab perubahan yang diusung adalah reformasi yaitu hanya sekedar pergantian dari satu pemimpin ke pemimpin lainnya. Maka seharusnya perubahan yang dilakukan adalah secara mendasar (revolusi) berupa mengganti semua sistem aturan dan beralih ke sistem yang baru dan diikuti dengan pergantian pemimpin dengan yang amanah.

Dalam hal ini kita perlu memiliki satu pegangan atau titik referensi terlebih dahulu yang akan dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja yang ada saat ini. mengingat sudut pandang yang digunakan para reformis tidak mampu melihat akar permasalahan rakyat yang sedemikian banyaknya. maka satu pegangan atau titik referensi yang ditawarkan adalah harus memakai kacamata yang lain yang lebih baik. Reformasi telah gagal semenjak kemunculannya, Sebab poin yang diagendakan dalam reformasi tersebut bukanlah poin yang mengakar bagi permasalahan rakyat saat ini. Maka sudah seharusnya kita menolak keadaan yang terjadi pada masa orde lama, orde baru, ataupun juga masa reformasi saat ini. Sebab apa yang harus menjadi gambaran kita adalah penyelesaian yang menyeluruh dari semua permasalahan yang sedang dihadapi.

Oleh karena itu Reformasi hanyalah suatu bentuk yang jika diibaratkan ”perpindahan dari kandang macan ke kandang harimau”. Kedua-duanya sama ganasnya dan sama pemakan dagingnya. Salah satu kesalahan fundamental dari gerakan reformasi ini adalah tidak digantinya sistem sekaligus orang–orang yang memegang pemerintahan seluruhnya. Pada masa itu yang terjadi adalah sebuah gerakan massa besar–besaran yang bertujuan untuk menggulingkan penguasa yang sah saat itu yaitu Soeharto. Terkumpulnya massa dalam jumlah besar itu hanyalah sekedar massa yang banyak saja. Keinginan mereka hanyalah turunnya Soeharto dan berharap akan terjadi suatu perubahan yang lebih baik. Massa yang sangat banyak tersebut cenderung hanya berkumpul semata tanpa adanya gagasan ataupun konsep perubahan yang jelas. Mereka hanyalah sekedar menginginkan perubahan tanpa tahu perubahan seperti apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dilakukan untuk melakukan perubahan tersebut.

Melihat itu semua maka penulis menawarkan suatu solusi dan gagasan yang jelas yaitu ideology Islam. karena melihat bahwa akar permasalahan dari sekian banyak permasalahan yang ada adalah tidak diterapkannya Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Islam hanya ditempatkan pada wilayah privat (sekularisme). Bukankah Allah swt telah menyatakan :

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.QS. Thaaha : 124.

Syariat Islam datang dalam rangka memecahkan masalah bagi kemaslahatan semua elemen masyarakat. ketika Islam menetapkan sebuah sistem ekonomi yang berlandaskan pada prinsip syariat, maka sistem itu adalah untuk seluruh masyarakat tanpa memandang muslim ataupun non muslim. Ketika ekonomi secara umum gonjang-ganjing sejak Indonesia mengalami krisis, lembaga keuangan syari’at menunjukkan ketegarannya. Atau ketentuan syariat Islam dalam banyak hadits bahwa komoditas milik umum seperti minyak, hutan, gas alam, emas dan barang mineral lain adalah milik umum yang karenanya harus dikelola oleh negara. Hasilnya, diberikan kepada seluruh rakyat baik langsung maupun tidak langsung melalui pendidikan dan kesehatan murah bahkan gratis akan membuat rakyat merasakan manfaat dari kekayaan sumberdaya alam yang dimilikinya.

Begitu juga, syariat Islam menetapkan adanya pendidikan bermutu yang tegak berdasarkan paradigma Islam dimana pendidikan diorientasikan pada pembentukan kepribadian, penguasaan tsaqofah Islam dan penguasaan sains dan teknologi, diselenggarakan gratis atau biaya murah, semua itu dinikmati oleh setiap warga negara, muslim dan non muslim (Al Baghdady, 1996). Sebaliknya, sistem pendidikan sekuler yang amburadul, mahal dan arah yang berganti-ganti saat ini menghasilkan sosok manusia yang diragukan kualitasnya terlihat dari maraknya perkelahian pelajar, seks bebas dan penyalahgunaan narkoba. Siapa yang merasa aman dalam dunia pendidikan seperti ini?

Sementara, kemampuan sistem Islam menjaga keamanan, jiwa, harta dan kehormatan melalui penerapan (‘uqûbat) Islam dimana para pelaku pelacuran, perampokan termasuk koruptor, pezina, peminum-minuman keras, pembunuh dihukum setimpal (Abdurrahman Maliky, 1990). Hal ini akan membuat kriminalitas menurun dan segala penyakit sosial turun drastis atau dapat ditekan serendah mungkin.

Sudah seharusnya gerakan mahasiswa yang ada saat ini berjuang untuk mensosialisasikan solusi Islam ini dan mengkampanyekan penegakan syariah di negeri ini, melalui suatu momentum Revolusi. Kami yakin bahwa para pejuang Reformasi akan kehabisan tenaga dalam memperjuangkan misinya tersebut. Sebab, solusi yang diperjuangkan oleh mereka itu bukan menyentuh akar masalah dari problematika umat. Mereka akan kelelahan karena ibaratnya sibuk membersihkan air yang jatuh ke lantai dari atap yang bocor tanpa pernah memperbaiki atap yang bocor tersebut.

Oleh karena itu Mengapa kita takut lagi mengatakan bahwa system sekarang sudah bertolak belakang dengan Islam. Mengapa kita takut mengatakan bahwa hanya satu aturan Islamlah yang benar. Bukankah kita semua tahu sendiri bahwa kebobrokan kehidupan saat ini karena tidak diterapkannya system Islam secara Kaffah. Malah kita terjebak dalam roda pergerakan system Kapitalis-demokrasi saat ini, bukankah Allah telah mengingatkan kita :

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (TQS. Al A’raf [7] : 96).

Walhasil, Sekarang kita telah menemukan akar persoalan bangsa ini yaitu diterapkannya sekularisme dan solusi yang fundamental pun sudah kita dapatkan, yang mana dengan penerapan syariat Islam di segala bidang. jadi hanya tinggal bagaimana metode untuk memperjuangkan syari’at Islam itu agar bisa diterapkan dinegara ini. Untuk itu penulis menjelaskan tahapan yang harus dilakukan oleh gerakan mahasiswa kedepan sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW dalam mambangun negara Islam di Madinah yaitu :

Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan, yang dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang mempercayai pemikiran dan metode pergerakan yang akan dijalankan dalam rangka melakukan perubahan. Para kader inilah yang akan menyampaikan Islam kepada masyarakat dan mendorong mereka untuk mengemban Islam serta membentuk kesadaran atas dasar ide-ide dan hukum-hukum Islam. Disamping itu juga meluruskan kekeliruan pemahaman masyarakat terhadap Syariat Islam, kerena opini negatif yang selama ini dibangun oleh musuh-musuh Islam seperti dikatakan syariat Islam itu kejam, kuno, memecah belah bangsa, menindas non muslim dan sebagainya. Padahal Islam itu rahmat bagi seluruh alam. Bukankah Allah swt telah berfirman :

“Dan tiadalah Kami utus engkau (ya Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (TQS. AL Anbiya 107).

Kedua, tahapan berinteraksi dengan masyarakat secara langsung dan kontinyu, pada tahapan ini yang dilakukan ialah aktivitas pergolakan pemikiran dan perjuangan politik. Pergolakan pemikiran dilakukan dalam rangka menentang kepercayaan, ideologi, aturan, dan pemikiran-pemikiran kufur yang bukan dari Islam; menentang segala bentuk akidah yang rusak, pemikiran yang keliru seperti ide demokrasi, serta persepsi yang salah dan tersesat. Caranya adalah dengan mengungkapkan kepalsuan, kekeliruan, dan pertentangannya dengan Islam; sekaligus membersihkan umat dari segala bentuk pengaruh dan bekas-bekasnya. Sebab Islam adalah agama dan ideologi yang sempurna sehingga tidak memerlukan sistem yang lain untuk mengatur negara ini.

Sedangkan perjuangan politik dilakukan dalam rangka menghadapi makar negara-negara barat imperialis yang menguasai negeri ini; menghadapi segala bentuk penjajahan, baik berupa pemikiran, politik, ekonomi, maupun militer; mengungkapkan taktik dan strategi persekongkolan negara-negara barat untuk membebaskan bangsa ini dari kekuasaan dan pengaruhnya. Perjuangan politik juga dilakukan dengan cara menentang secara terus-menerus para penguasa yang tidak memihak rakyat, mengungkapkan kejahatan mereka, mengadakan nasihat dan kritik buat mereka, sekaligus berusaha mengubah tingkah laku mereka setiap kali mereka merampas dan menghilangkan hak-hak rakyat, tidak melaksanakan kewajibannya terhadap rakyat dan melalaikan urusan rakyat.

Dakwah ini juga ditujukan kepada pemilik kekuatan dan simpul-simpul umat seperti pihak militer, tokoh-tokoh masyarakat, alim ulama, cendikiawan dan lainnya. Dengan begitu, seluruh komponen masyarakat tersebut telah menjadikan Islam sebagai pemikiran mereka yang akan mendorong mereka untuk mewujudkannya dalam kehidupan. Sehingga mereka bersama-sama yang menuntut perubahan revolusi tadi, yakni revolusi putih tanpa kekerasan dan tanpa pertumpahan darah kerena berangkat dari wujud kesadaran yang sempurna. Jika telah demikian halnya siapa lagi yang akan mampu manghalangi untuk tegaknya Islam di negara ini, InsyaAllah.

Ketiga, tahapan menerima penyerahan kekuasaan, yaitu pada saat masyarakat sudah mempunyai kesadaran akan kebobrokan sistem demokrasi yang diterapkan dan tidak amanahnya penguasa yang memimpin mereka selama ini, pada saat itulah masyarakat akan mempercayakan kepemimpinannya kepada gerakan yang selama ini telah menyadarkan mereka. Ketika kekuasaan telah diperoleh dan sistemnya pun sudah diganti dengan sistem pemerintahan Islam, maka pada saat itulah syariat Islam dapat diterapkan secara menyeluruh yang akan mensejahterakan bangsa ini, insyaAllah.

Oleh karena itu kedepan gerakan mahasiswa harus mengganti enam agenda reformasi 1998 yang lalu menjadi enam agenda Revolusi 2008 yaitu :

  • Menjadikan Rasulullah SAW sebagai tauladan dalan segala aspek kehidupan.
  • Penegakan Syariat Islam dalam kehidupan bernegara yang meliputi bidang ekonomi, social, budaya, peradilan, politik, pemerintahan, pertahanan, pendidikan dan pergaulan.
  • Pemberantasan KKN yaitu Kapitalisme, Komunisme dan Neo-Liberalisme Sekuler beserta ide turunannya yang merupakan akar persoalan bangsa.
  • Pembersihan para pejabat pemerintahan yang tidak amanah beserta kroni- kroninya.
  • Ganti Sistem demokrasi yang dijalankan karena telah nyata gagal.
  • Menegakkan Pemerintahan yang berlandaskan Islam yakni Khilafah Islam sebagai Institusi yang akan menjalankan Islam secara sempurna.

khatimah

Wahai mahasiswa, sudah seharusnya kita bangga akan kemajuan yang dihasilkan oleh peradaban Islam. Dan kini tampak didepan mata bahwa satu-satunya konsep hidup yang layak diterapkan adalah Islam. Apalagi sebagai seorang muslim tentu hanya Islam-lah satu-satunya konsep kehidupan harus yang kita pegang dan perjuangkan, bukan Sosialisme yang sudah tumbang dan bukan juga kapitalisme yang sudah sekarat, kerena keduanya merupakan konsep hidup buatan manusia yang justru telah terbukti menjerumuskan umat manusia ke lembah kesengsaraan. Wallahu a’lam bishowwab.

Read More......

Silaturahim

TERIAKANMU!!

Mengenai Saya

Foto saya
Secangkir kopi panas revolusi!

FEED

Copyright 2009 | magazineform Theme by templatemodif | supported by grafisae